Mohon tunggu...
adrati sovia
adrati sovia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

achive your dream

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Fungsi Sosialisasi dalam Mencegah Bullying pada Anak Usia Dini

14 Juni 2023   13:32 Diperbarui: 14 Juni 2023   13:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Usia dini merupakan masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital, meliputi 80% dari perkembangan otak anak. Masa ini juga merupakan masa kritis bagi perkembangan anak karena sangat mempengaruhi perkembangan pada masa selanjutnya hingga dewasa. Pada usia dini kondisi psikologis anak sangat labil karena masa ini merupakan fase pengenalan lingkungan. Pada umumnya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru yang mereka lihat atau ketahui dari lingkungan sekitar, mulai dari keluarga, sekolah, teman dan masyarakat.

Saat ini banyak sekali kasus bullying atau perundungan terhadap orang lain dengan berbagai alasan. Namun, yang lebih karena mereka merasa ingin dihormati atau orang yang terlalu hormat. Sebenarnya saling menghargai itu penting bagi sesama manusia, namun mungkin cara yang dilakukan salah dan ada beberapa alasan lain yang membuat seseorang melakukan bullying terhadap orang lain. Olweus (1995) menjelaskan bullying sebagai perilaku yang sengaja diulang dan disalahgunakan kekuatan pelaku. Siswa yang mendapatkan perilaku ini umumnya kurang berani untuk melawan lebih banyak teman kuat sehingga mereka lebih diam ketika diganggu, diejek, atau ketika mendapat kekerasan dari teman-temannya (Coloroso, 2007).

Kasus bullying juga tidak hanya terjadi di dunia nyata tetapi di dunia maya, seperti sosial media. Contoh bullying melalui media sosial media atau Cyberbullying juga bisa dari komentar di posting seseorang, menghina orang atau orang melalui postingan diunggah di media sosial, dan masih banyak lagi. Mardiyati (2017) mengungkapkan bahwa ada dua pendekatan yang dapat diambil menangani ujaran kebencian di media sosial. Pendekatan ini datang dari dalam (pribadi) atau dari luar. Masyarakat sosial diharapkan remaja mampu berkontribusi itu bermanfaat bagi masyarakat. Namun, nyatanya banyak remaja yang berperilaku tidak sesuai dengan moral di Indonesia. Banyak remaja yang melanggar peraturan itu dibuat. Salah satu aspek terjadinya perilaku bullying juga bisa berasal dari keharmonisan keluarga. Harmoni keluarga adalah seluruh keluarga kecocokan hubungan antara suami istri dan kedamaian. Harmoni ini ditandai dengan suasana rumah biasa, tidak rawan konflik, dan sensitif untuk kebutuhan rumah tangga  (Suardiman, 1990). Harmoni adalah faktor untuk mencegah intimidasi.

Plt Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Bidang Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Anggin Nuzula Rahma mengatakan data KPAI tahun 2011-2019 tercatat 574 anak laki-laki menjadi korban bullying, 425 anak perempuan menjadi korban bullying di sekolah . 440 anak laki-laki dan 326 anak perempuan sebagai pelaku bullying di sekolah. Sementara itu, sepanjang tahun 2021 setidaknya terdapat 17 kasus bullying yang terjadi di berbagai jenjang di satuan pendidikan. KemenPPPA memandang kasus perundungan di Indonesia sangat memprihatinkan dan perlu upaya holistik dan integratif untuk mencegah perundungan. Upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu tidak hanya menjadi tanggung jawab guru sebagai pendidik, tetapi semua sektor seperti orang tua sebagai pendidik utama, pemerintah, dunia usaha, lembaga masyarakat, media, dan masyarakat pada umumnya.

Jadi maraknya kasus bullying pada anak usia dini bisa disebabkan karena faktor lingkungan keluarga dan faktor lingkungan masyarakat sekitar. Anak usia dini yang melakukan bullying tidak akan mengetahui apakah dampak dari perbuatannya kepada anak usia dini lain. Bullying yang dilakukan anak usia dini adalah secara fisik maupun verbal.

PEMBAHASAN

A. Bullying Pada Anak Usia Dini

Bullying adalah tindakan yang menindas orang lain dan korbannya biasanya lebih lemah dari pelakunya, yang biasanya dilakukan karena suatu alasan. Bullying juga merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji dan berdampak sangat buruk bagi korbannya. Bullying merupakan masalah yang serius bagi anak, karena bullying dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak yang menjadi korban bullying seperti rendahnya harga diri, kecemasan berlebihan dan depresi. Anak usia dini merupakan salah satu periode fundamental dalam mencegah dan menghentikan bullying. Banyak penelitian menunjukkan bahwa bullying terjadi pada anak usia dini. Jenis-jenis bullying pada anak usia dini adalah fisik, verbal dan relasional. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bullying terjadi pada anak usia dini. Perilaku bullying yang terjadi pada anak usia dini adalah mengajak orang lain untuk mendapatkan perhatian, mendapatkan apa yang diinginkan (makanan, mainan, pakaian, dll), memanggil nama teman dengan kata-kata kasar (Huston, J., & Bailey, S.J, 2008).

Bullying anak usia dini diukur dengan menggunakan strategi observasi, kuantitatif, atau kualitatif. Ditemukan tiga jenis bullying yang terjadi pada anak usia dini yaitu fisik, verbal dan relasional (Jansen et al., 2012; Gltekin-Akduman, 2012; zdemir & Tepeli, 2015; Rose et al., 2016). Bullying fisik pada anak usia dini meliputi menggigit, menendang, mencubit, mendorong, memukul, meludah, meninju, melempar benda, dan menjambak rambut teman. Bullying verbal yang dilakukan oleh anak usia dini adalah mengancam, menggoda, menantang teman, memanggil nama yang tidak baik, mengancam, menggunakan kata-kata yang tidak baik, mempermalukan, dan menggosipkan. Bullying relasional dengan mengajak teman untuk tidak bermain dengan seseorang, menghancurkan mainan teman, menolak anak lain untuk bergabung, mencegah beberapa anak bermain atau berbicara dengan orang lain, mengabaikan beberapa teman.

Menurut pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa bullying adalah tindak kekerasan yang dilakukan baik secara fisik maupun verbal pada seseorang. Bullying tidak hanya terjadi pada anak remaja atau orang dewasa tetapi juga dapat terjadi pada anak usia dini. Bullying yang terjadi pada anak usia dini bisa seperti meludah, mendorong, berkata kotor, memanggil teman dengan sebutan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun