Mohon tunggu...
Adit P
Adit P Mohon Tunggu... -

seseorang yang tengah mengembara dalam pencarian ilmunya di negeri orang, Jerman...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"The Raid:" Penuh Darah dan Aksi

27 Maret 2012   11:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:24 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya termasuk orang yang menonton film tergantung mood. Tidak ingin selalu menonton, tapi selalu mau cari tahu kalau ada film terbaru. Apalagi nonton di bioskop untuk mencari tahu film terbaru, jarang sekali saya lakukan. Semenjak tinggal di luar negeri, saya sering menonton film Indonesia via blog-nya Dennyhotspot. Jadi lumayan tahu perkembangan film Indonesia. Nah, kali ini saya tertantang untuk menonton film The Raid. Alasannya adalah karena mumpung masih ada waktu di Jakarta dan juga penasaran seperti cerita-cerita dan resensi banyak orang tentang film ini. Inilah cerita The Raid versi saya yang sangat personal tentunya.

Saya membagi cerita film ini tiga bagian: pertama, tentang alur cerita. Kedua, tentang aksi berantem. Ketiga, tentang efek-efek lain yang kita lihat di film.

Pertama, alur cerita. Film ini sebenarnya sederhana ingin bercerita tentang sekelompok polisi yang menggerebek sebuah komplotan mafia penjahat di sebuah gedung apartemen, dimana disinyalir sebagai markas utama mereka. Hanya itu, tidak ada cerita lain. Fokus cerita bagaimana sekelompok polisi tersebut mampu masuk ke dalam sarang penjahat, namun sayangnya tidak berhasil meluluh lantakkan semua kekuatan penjahat. Malah sebaliknya, pasukan polisi tersebut hancur karena sudah ketahuan oleh bos penjahat.

Secara umum, alur ceritanya mudah dipahami. Namun, sayangnya saya masih belum bisa mengerti mengapa si Letnan tersebut bisa dianggap sebagai tokoh "penjahat" utama dalam aksi penyerangan itu. Apa kontribusi si Letnan jahat tersebut kepada kelompok mafia ini. Ini yang saya tidak menemukan jawabannya. Meski si bos penjahat itu menyebutkan bahwa kalaupun si Letnan ini mampu menangkap bos penjahat maka karir dia sudah mati. That's it. Soal lainnya adalah menyangkut harga diri antara polisi dan penjahat yang bersaudara ini. Ini pun saya tidak begitu paham, apa yang menyebabkan mereka sama-sama tidak bisa berkmpromi tentang ini.

Kedua, aksi berantem. Untuk bagian ini, saya berpikir inilah jualan dari film ini. Tanpa ada aksi tidak akan mampu menghidupkan suasana pertempuran ini. Satu sisi saya melihat ada hal lain yang ingin ditampilkan dari film Indonesia. Jauh lebih berani untuk menampilkan banyak adegan kekerasan sehingga tidak layak ditonton oleh anak-anak. Dari sisi ini saya ingin mengapresiasi. Namun demikian, dari segi aksi persilatan, saya merasa belum melihat ada yang khas untuk konteks Indonesia. Ok, yang ingin ditonjolkan ada bahwa ada bela diri dan silat sebagai medium pertengkaran dan perkelahiannya. Dan aksi-aksinya sangat baik menurut saya. Tetapi, saya melihat dimana konteks Indonesia, kalau memang beranggapan bahwa bela diri ini adalah silat. Meski kemudian kita kenal aktor utamanya adalah pesilat, tetapi pesan yang ingin disampaikan ke publik dalam konteks ini apa. Itu pendapat pribadi saya.

Ketiga, efek lainnya. Ini buat saya juga menarik. Emosi penonton berhasil dibawa dalam efek-efek yang ditancapkan dalam film ini. Meski terkesan kasar, keras dan tidak layak ditonton untuk anak-anak, tetapi sebagai film aksi yang bagus saya pikir menarik. Satu hal yang agak ganji menurut saya adalah setting apartemennya. Kalau memang ini adalah film Indonesia, tetapi koq saya merasa setting-nya seperti di Hongkong ataupun Taiwan ya. Meski saya juga merasa tidak bisa mendefinisikan apa sih apartemen yang khas dari Indonesia. Kalau buat saya, ya rumah susun itu, tapi kalau apartemen saya kesulitan memang membayangkannya. Sehingga ketika melihat apartemen di film ini langsung diasosiasikan dengan di negara lain.

Saya pikir itu yang bisa saya share. Secara umum film ini menarik dan saya mengapresiasi kalau film ini bisa dijual ke luar. Tetapi kalau film ini ingin dianggap sebagai representasi film Indonesia, nampaknya saya masih kesulitan melihatnya. Bahkan seragam polisi-nya sekalipun mirip dengan SWAT dan tidak ada tulisan POLISI. So, buat yang ingin menonton, silahkan ini film yang menarik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun