Minggu, 23 Oktober 2016, pagi itu udara di Ibukota Negeri Panda terbilang cukup Moderat. Polusi tidak terlalu menghiasi udara, namun dinginya embun pagi membawakan cerita sendiri selama peserta menuju KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia).
Tepat pukul 10.00 di Aula KBRI, berkumpullah sekitar lebih dari seratus warga negara Indonesia melingkupi mahasiswa, guru, petugas KBRI, tenaga kerja Indonesia, dan lainnya. Acara bertema”Bersama berantas Pungutan Liar” diselenggarakan atas kerjasama atas kerja sama Atase Imigrasi KBRI dan LPB (Lingkar Pengajian Beijing).
Tujuan daripada kegiatan tersebut adalah mengenalkan perihal imigrasi baik secara umum maupun imigrasi. Bagi sebagian masyarakat, perihal administrasi masih menjadi hal yang awam sehingga pada akhirnya bisa mengekor pada Pungutan Liar (Pungli) yang kerap terjadi di instansi.
“Peluang terjadinya Pungli bisa dicegah dengan adanya transparansi administrasi, kepastian soal waktu, akuntabilitas dokumen, dan tanggung jawab petugas,” tutur Bapak Drs. Dedi Setiana, SH, MM selaku kepala atase Imigrasi KBRI Beijing. Materi selanjutnya diisi oleh Ibu Elisabeth selaku staff ahli, persayaratan dan dasar-dasar keimigrasian dijealaskan secara menyeluruh dan detail terkhusus untuk pembuatan paspor.
Menurut Ibu Elisabeth pada intinya, jika dokumen sudah lengkap dan memenuhi, maka akan mudah proses pembuatanya bisa dalam hari berikutnya, paspor sudah bisa diambil. Persyaratan tersebut berupa KTP, KK, Akte/Ijazah SD SMP/Buku Nikah/surat Baptis, dan formulir. Bahkan, sekarang sudah tersedia layanan secara online sehingga pelayanan lebih efektif.
“Terkhusus untuk warga Indonesia diluar jangkauan Shanghai, Huanghzhao, atau Beijing, tersedia layanan kolektif agar tidak menghabiskan biaya kesana.” ujar beliau. Minimal lebih dari lima orang yang mendaftar dengan Cukup dengan mengajukan surat permohonan ke Kedutaan besar, maka akan dikirimkan petugas untuk menuju ke Kota tujuan. Jadi, jangan khawatir mengurus perpanjangan paspor saat lokasi kita jauh dari kantor KJRI atau KBRI.
Setelah sosialisasi Keimigrasian, acara dilanjutkan oleh Ishoma yang selanjutnya diisi dengan agenda bertema “Assalamualaikum Beijing.” LPB sebagai bagian daripada organisasi islam di kota Beijing mencoba merangkul masyarakt Indonesia yang khususnya muslim untuk ikut dalam rutinitas kegiatan ibadah dan menjalin silaturahmi. “Menjalin keakraban bersama teman-teman Indonesia sesame muslim menjadi sangat penting khususnya di kota minoritas penduduk muslim disini.” Ujar Halimah, mahasiswa Capital Normal University.
Acara berakhhir pada sore hari ditutup oleh bincang-bincang dan salat Ashar. Bagi sebagian besar peserta, keimigrasian menjadi hal yang penting juga dalam menjalin keakraban sesama masyarakat Indonesia. Dari rasa sepenasib sepenanggungan, KBRI bisa menjadi wadah dalam menjalin kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H