Definisi dari sebuah penyemangat adalah senyuman, kalimat yang manis, dan dorongan yang besar. Semua itu dapat kita dapatkan dari berbagai sumber; keluarga, teman, pasangan, atau bahkan orang asing. Sehingga kebanyakan di dunia ini, seseorang yang memiliki banyak teman lebih merasakan kebahagiaan yang cukup karena dikelilingi oleh banyak senyuman dan ruang curahan hati yang membawa orang tersebut memiliki energi baik yang sangat kuat.
Ketika keraguan mengombang-ambingkan hati, ketika suatu masalah terjun ke dalam pikiran, ketika kegelisahan tumbuh kuat dalam diri, menyendirilah. Menyendirilah dan berpikir dengan tenang secara perlahan. Berkomunikasilah dengan hati kecilmu tentang segala hal yang merusak ketenangannya.
Namun ketika kamu sudah merasa tenang dengan ritual menyendiri, jangan lupa untuk tetap membuka mulut kepada orang-orang terdekatmu. Terutama jika kamu memiliki banyak teman, itu akan lebih memberi nilai lebih dalam bersosialisasi mengenai segala hal. Mereka bisa saja dengan senang hati memberikan saran, motivasi, dan kata-kata penuh semangat.
Tetapi, bagaimana nasib orang-orang yang tidak mempunyai 'banyak' teman?
Pengalaman saya sendiri waktu SMP, adalah seorang siswi yang tidak punya banyak teman. Gampang rapuh dan merasa kesepian. Siswi yang hanya bergaul dengan teman kelasnya kemana saja jika mereka sedang tidak sibuk dengan 'temannya' yang lain.
Jika mereka ada janji, saya sendiri dan hanya bisa menunggu. Karena teman dari lain kelas atau luar sekolah mampu di hitung dengan jari, tidak lebih dari 30. Dan yang lainnya hanya basa-basi saja, hanya mengenal nama. Hal itu menimbulkan pandangan orang-orang bahkan orang tua saya sendiri sering kali bertanya, "Kenapa kamu tidak mencari teman?"
Dan kata yang bisa saya keluarkan  adalah, "Saya sudah mencoba." Mencari teman itu tidak mudah. Segala cara sudah dilakukan dan hasilnya tetap nihil, mereka tidak bertahan lama untuk tetap ada. Hal itu membuat suatu kebencian timbul dalam diri sendiri, saya benci saya sendiri. Mengapa saya tidak mempunyai banyak teman? Mengapa saya tidak seperti siswi lainnya yang punya banyak kenalan sehingga terkenal dan disayang semua orang? Kenapa?
Ada seseorang yang memiliki banyak teman. Ia terkenal dan dipandang lumayan cakap dalam bersosialisasi. Setiap hari ia membagikan keseruan dalam media sosialnya dengan orang-orang yang berbeda. Ia mendapatkan ribuan likes dan ratusan ucapan ketika sedang berulang tahun. Hidupnya cukup bahagia sampai  suatu masalah datang kepadanya. Ia pun dengan senang hati bercerita kepada temannya yang 'banyak' itu.
Namun, apa yang terjadi? Temannya, satu persatu secara perlahan menghilang. Antara mereka tidak kuat mendengar masalahnya atau tidak kuat dengan sifatnya yang semakin hari semakin egois dan kesombongannya. Kali ini ia sendiri, mencoba membaur kembali namun selalu gagal.
Dari kejadian itu saya mengambil kesimpulan bahwa energi untuk menghidupkan semangatmu tidak melulu berawal dari mempunyai banyak teman. Kita tidak tahu apakah mereka akan selalu ada atau mudah untuk melepaskan kita. Kita tidak tahu. Dan di sini, saya hidup cukup menyenangkan. Dengan teman yang 'sedikit' itu saya selalu tersenyum karena mereka selalu ada, mereka mengalir bersama darah di dalam tubuh.Â
Energi baik yang mereka semburkan kepada saya berujung kepada suatu keberhasilan. Dari kata-katanya, dorongan, amarah, dan teriakan semangat mereka membangkitkan jiwa yang cukup lemah karena beberapa masalah. Mereka selalu ada di antara kubah kesenangan dan kesendirian. Jika ada kesedihan menghancurkan hati, mereka tidak hanya menepukkan tangannya ke pundak---untuk bersabar, tetapi akan berlari dan menyiapkan telinganya untuk mendengar dan mulut untuk membantu.
Percayalah, kita bisa mendapatkan energi baik meskipun tidak dengan teman yang banyak. Energi akan selalu datang dengan orang-orang yang selalu ada, siap memelukmu, dan menjadi senderan ketika kamu membutuhkan pundak untuk bercerita. Peluklah dirimu, sayangilah. Berikan semangat kepada mereka yang terjebak dalam hitamnya nestapa, maka di kemudian hari, mereka juga akan mengulurkan tangannya untuk membawamu pergi menggapai cahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H