Mohon tunggu...
Farida Chandra
Farida Chandra Mohon Tunggu... -

praktisi, pemerhati hukum ketenagakerjaan budidaya ikan lele dan pisang kepok pelestari dan usaha batik tulis madura

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menggantungkan Nasib pada Lamaran Kerja (1)

14 Agustus 2014   23:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat-saat ini setelah lebaran atau setelah THR-an umumnya ada banyak lowongan kerja dan ada banyak pelamar kerja cari peluang baru. Yang masih bekerja, ya siapa tahu dapat gaji atau fasilitas yang lebih baik? Yang masih nganggur, ya siapa tahu sudah saatnya melepas predikat “pengacara” alias pengangguran banyak acara?

Tahukah Anda? Anda “jual diri” Anda mulai dari lamaran kerja. Ibarat proposal, lamaran kerja itu adalah gambaran “company profile” Anda. Selama hidup ini ngapain aja sih? Silakan kemas (bukan kemasan, kalau kemasan amplop atau map cukup yang standar saja )dengan baik dan benar agar nilai jual Anda tidak sekedar bungkus doang yang bagus tapi isinya juga bermutu.

Lowongan kerja terbagi dari beberapa macam. Bisa dari info mulut ke mulut (referensi) atau media massa seperti surat kabar atau internet. Lamaran kerjanya pun bentuknya beda.

Lowongan kerja dari mulut ke mulut (referensi)

Lamaran kerja Anda agar dicantumkan, mendengar info dari siapa, bagian apa, atau PT apa. Jika ada, cantumkan sekalian jika ada ijin berikut dengan contact person-nya.Perusahaan seperti ini umumnya masih menaruh kepercayaan dan kekuatan pada referensi. Contact person berguna bagi recruiter yang akan memproses lamaran kerja Anda. Anda pun bisa lebih menghemat waktu dan biaya jika diundang wawancara karena sedikit banyak sudah saling tahu tentang kondisi masing-masing.

Lowongan kerja dari media massa surat kabar atau internet

Umumnya lowongan kerja mencantumkan alamat kirim seperti P.O. BOX atau alamat perusahaan yang merekrut atau agency yang ditunjuk. Bisa juga alamat email.

Perhatikan susunan lamaran kerja Anda. Cantumkan secara detil hanya hal-hal yang sesuai/sinkron dengan posisi yang Anda tuju. Misal alasan untuk challenge di perusahaan tersebut. Lamaran kerja lebih seperti surat pengantar, cukup 1 lembar saja. Jangan bertele-tele. Juga bukan copas karena isinya sangat mirip dengan Daftar Riwayat Hidup.

Lampirkan pasfoto standar dan copy KTP terbaru (perhatikan expired date) kecuali diminta pasfoto berwarna dengan kondisi tertentu (satu badan – umumnya untuk posisi SPG atau model).

Tidak perlu mencantumkan nama dan pekerjaan orangtua atau hobi dan organisasi kemasyarakatan atau aktifitas di parpol yang mungkin bisa saja justru menurunkan nilai tawar Anda untuk diproses lanjut.

Terpenting Daftar Riwayat Hidup (Curicullum Vitae) sebagai track record Anda. Jika lamaran kerja untuk posisi Sales (frontline), cantumkan pengalaman dan kemampuan serta prestasi yang telah Anda raih dalam posisi itu. Jika sebelumnya pernah “melenceng” dari posisi sales misal di bagian akunting (back office), cukup cantumkan sejak kapan dan berapa lama Anda menjalaninya dan mengapa tetap konsisten ke posisi Sales.

Di akhir lamaran kerja dan Daftar Riwayat Hidup agar dicantumkan tandatangan. Jika Anda ingin mengirim via email dan tidak punya scan, sebaiknya pilih kirim via pos. Tandatangan Anda pun jadi nilai lebih bagi Anda sebagai bentuk orang yang bersedia bertanggungjawab atas seluruh isinya.

Apa saja yang harus dilampirkan?

Jika Anda misalnya ingin menduduki posisi tenaga medis, maka lampirkan ijazah beserta segala keterampilan dan perijinannya seperti surat ijin kerja atau surat ijin praktek. Tidak perlu dilampirkan sertifikat kursus komputer, misalnya, meskipun ada. Persiapkan aslinya jika sewaktu-waktu diminta untuk dibawa/ditunjukkan ketika wawancara.

Ingat, di WinZip dan mudah dibuka ya…karena pelamar kerja pasti cukup banyak dan interviewer masih harus print out dokumen satu per satu untuk proses selanjutnya.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun