Mohon tunggu...
Farida Chandra
Farida Chandra Mohon Tunggu... -

praktisi, pemerhati hukum ketenagakerjaan budidaya ikan lele dan pisang kepok pelestari dan usaha batik tulis madura

Selanjutnya

Tutup

Money

Indosat di Mata Saya

26 Februari 2015   23:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Membaca tulisan rekan Andris Gunawan tentang pengalamannya pernah bekerja di operator kuning dan mencermati artikel di The Wall Street Journal beberapa waktu lalu yang menyatakan iklan Indosat tentang “BekasiAussie” sangat kekanak-kanakan dan sangat tidak kreatif, menggelitik saya untuk ‘menerawang’ tentang Indosat di mata saya.

Saya bukan karyawan Indosat. Karena sesuatu urusan, selama beberapa bulan saya dapat dengan mudah masuk-keluar akses suatu gedung Indosat. Sekali lagi hal ini saya tulis secara berimbang berdasarkan pengamatan saya, pendapat saya dan pandangan saya sebagai ‘orang luar’ Indosat. Jika ada hal yang tidak berkenan, atau mungkin kurang tepat, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan silakan klarifikasi melalui forum ini juga.

Pertama, soal front-liners.

Para petugas security sangat ramah. Ia cermat dan cekatan dalam menghadapi dan merespons setiap tamu yang datang ke gedung Indosat.

Sangat berbeda halnya dengan corporate receptionist wanita mungil berkulit wajah kinclong yang senantiasa (hampir selalu) tanpa senyum, tanpa salam, dan tanpa sapa. Pagi, siang, sore, style-nya demikian. Jutek istilah bekennya. Entah dia happy atau tidak yang bekerja dan ditempatkan di situ?

Kalau customer service-nya, penampilan dan pelayanannya standar saja. Tidak ada yang lebih. Tapi pernah saya menegur salah satu customer service yang saat antrian cukup panjang, eh malah ngobrol dengan sesama customer service. Atau “customer” yang ternyata sohib-nya. Karena nggak mungkin ‘kan customer service cekikikan dengan orang yang “customer asli”?

Kedua, soal interior.

Soal kebersihan area taman, parkir, ruangan-ruangan, toilet, nampaknya cukup bersih. Tapi pernah berminggu-minggu, akuarium besar di lobby area kosong kering tanpa ada lagi ikan-ikan hias. Kalau boleh saran, mungkin perlu diadakan kantin yang cukup pantas, representatif untuk meeting point karena lokasi gedung yang cukup strategis.

Ketiga, soal back office.

Maksud saya karyawan entah status karyawan Indosat sendiri atau mayoritas karyawan outsource (admin, sales, dll.) non security dan non cleaning service. Saya tidak tahu tentang aturan jam kerja di situ. Yang saya lihat mesin scan ID Card Karyawan untuk pengguna lift. Bukan mesin absensi. Konon kalau hadir di kantor jam 08.00 maka diatur sendiri boleh pulang jam 17.00. Kalau hadir jam 08.30 maka pulang jam 17.30 dan seterusnya. Apakah boleh demikian? Enak banget ya…

Hal ini tentu merepotkan kami yang setiap kali harus membuat janji terlebih dahulu dengan PIC yang dituju karena tujuan kami tidak hanya ke gedung itu saja. Kadangkala masih harus menunggu pula. Ada yang masih kongkouw2 di taman depan, ngopi, sarapan, ketemu penjahit baju dulu, sibuk keliling ke ruang untuk jualan kerupuk, pergi refleksi kaki dulu, dan macam2 urusan lainnya-lah.

Keempat, soal produk.

Ada cukup banyak produk yang dijual Indosat. Tentu juga banyak PIC di dalamnya. Umumnya masing2 koq sepertinya kurang paham dengan produk lainnya ya? Orang awam hanya tahu Anda bekerja di Indosat. Bukan di IM2, Mentari, IM3, Matrix atau lainnya. Setidaknya berilah sekedar pengetahuan umum tentang tarif pulsa atau biaya abonemen yang sering ditanyakan calon customer atau saat ada kebijakan tentang Star-One.

Kelima, soal kebijakan perusahaan

Nampaknya internal Indosat ini sangat dinamis. Sering terjadi mutasi atau rotasi dan pergantian PIC yang entah apa pertimbangan dan tujuannya. Tidak semua PIC baru menguasai posisi dan bidangnya yang baru. Belum lagi harus mau kerjasama dengan tim baru. Ada yang “asli” Indosat ada yang dari Satelindo. Ada yang merasa senior bekerja belasan tahun ada yang “dari luar” Indosat. Keluh kesah tentu sering kami dengar. Ada yang bekerja di Indosat sebagai kebanggaan, sebagai image dan yang hanya sebagai gantungan saja ya no problem dengan kondisi ini. Konon ada pula yang berstatus floating alias sedang menunggu posisi baru atau mungkin lebih baik menunggu program pesangon yang dulu katanya aduhai jumlahnya?

Keenam, soal keuangan

Kami tidak paham bagaimana proses internal Indosat dalam melakukan kewajiban pembayaran kepada pihak suplier, vendor, atau mitra dan pihak ketiga lainnya. Mungkin sudah jelas dan ada ketentuan tersendiri akan dilakukan sekian hari atau sekian minggu atau sekian bulan dalam masing-masing MOU-nya. Atau mungkin juga tidak. Sebab sekali lagi, Indosat sangat dinamis. Bahkan dalam membuat MOU, konon bisa berkali-kali terjadi addendum di saat perjanjian itu masih berlangsung dan tidak ada pilihan lain untuk tidak menandatanganinya.

Perilaku mengubah lingkungan. Lingkungan membentuk karakter. Karakter membentuk budaya. Budaya perusahaan Indosat pasti bisa membentuk manusia Indonesia yang lebih baik daripada sekarang.

Layak dibaca :

http://www.jpnn.com/read/2015/02/11/286799/Bully-Bekasi-Akhirnya-Go-Internasional

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2015/02/21/pengalaman-bekerja-di-operator-kuning-702970.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun