[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]
Artikel ini adalah sambungan dari dua artikel saya sebelumnya, yang tertera di bawah tulisan ini.
Harga bandrol apartemen murah di kisaran mulai di bawah 200 juta adalah harga dengan kondisi masih berupa tanah urug, belum pasang tiang pancang. Nanti harga akan terus merangkak naik seiring dengan kenaikan lantai yang sudah dibangun.
Jangan beli apartemen murah, jika Anda:
1. Ingin tersedia lahan parkir 1 : 1 alias satu unit dapat jatah parkir satu unit mobil
Harap diketahui bahwa pembangunan apartemen umumnya lebih di tengah/dalam kota dibandingkan perumahan yang ada di pinggiran sehingga ketersediaan lahan pun terbatas. Kalaupun ada, sangat mungkin tidak akan menyediakan 1 : 1 dengan harga jual murah.
Sepengalaman saya tinggal di sebuah apartemen di Surabaya Timur, jumlah unit apartemen hampir 2.000 unit dengan tingkat hunian di kisaran 80% tetapi daya muat parkir hanya sekitar 400 mobil dan 200 motor. Sebagian kini terpaksa harus parkir di luar area apartemen.
Setiap hari kondisi ‘uyel-uyelan’, parkir paralel sangat rapat yang sering kali terjadi gesekan antarmobil. Apakah karena dampak mobil murah LCGC? Tidak juga. Karena pengguna LGLC hanya beberapa persen saja. Selebihnya pembeli/penghuni apartemen dengan tingkat ekonomi menengah-atas. Ada kalanya hanya dihuni saat weekend atau urusan bisnisnya di Surabaya.
Perhatikan lagi apakah lapangan parkir ini tercantum dalam fasilitas yang disediakan? Jika tidak tercantum dalam brosur maka Anda tidak dapat mengklaim untuk ketersediaannya kelak. Karena hampir pasti pengembang tidak akan menambah lahan parkir di area sekitarnya mengingat harga tanah tentu sudah luar biasa tinggi, setelah selesainya pembangunan apartemen.
2. Ingin 100% terjamin keamanan 24 jam
Sama seperti Anda, saya pun tidak pernah berpikir apa merek CCTV dan berapa jumlah yang terpasang? Hingga suatu saat ada kejadian atas kendaraan penghuni dan setelah cek CCTV, ternyata kualitas CCTV kurang baik dan jumlahnya sangat sedikit dan hanya meng-cover sebagian kecil area khususnya area parkir.
Ketika Badan Pengelola diminta pertanggungjawaban pun, mereka bungkam. Mungkin dalam hatinya, “so what! Bukan apartemen saya! Beli murah minta bagus!”
Pun ketika cek kondisi tim security yang jumlahnya sangat amat minim dan kualitasnya se-level waker (hansip kampung) untuk menekan biaya operasional yang diklaim service charge termurah. Tinggi badan di bawah standar, pun tampilan kurang meyakinkan apalagi pelayanan. Kebanyakan mereka sibuk dengan HP-nya. Makan atau merokok saat bertugas adalah hal biasa, tidak ada sanksi tegas.
3. Ingin kebersihan terjaga
Anda harus siap menjaga kebersihan sendiri di lantai unit Anda karena cleaning service jumlahnya sangat minim dan hanya bertugas pada jam-jam tertentu, tidak standby 24 jam atau 16 jam (2 shift) sekalipun.
Anda juga harus tahan malu ketika menerima tamu di lobby ternyata lobby tidak cukup nyaman. Ada beberapa PRT penghuni yang ‘nongkrong’ di lobby dengan tingkah yang ‘ga elite blas’ dan tidak ada petugas dari Badan pengelola yang memperingatkannya.
Lalu apa solusinya? Apakah Anda harus pilih apartemen dengan group pengembang yang sama? Tidak ada jaminan. Group pengembang bisa beda ‘komposisi’ dalam konsorsium mereka. Jaminan mungkin hanya pada kepastian waktu pembangunan atau serah terima unit.
Selanjutnya Anda tidak lagi berhubungan dengan pengembang tapi Badan Pengelola. Yang tidak bisa Anda pilih orang-orangnya atau perusahaannya.
Tapi, Anda bisa ‘mengubah’ kondisi yang di bawah standar ini jika Anda tergabung dalam Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Apartemen (baca UU No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun) yang Anda bentuk secara mandiri bersama para pemilik/penghuni apartemen tetangga terdekat Anda. Agar Anda punya power untuk bersama-sama mengkomunikasikan kondisi tidak ideal ini dengan Badan Pengelola.
Sekali lagi, segala sesuatu ada kurang lebihnya. Bersyukurlah, kini Anda punya tempat bernaung yang cukup layak.
Tunggu pengalaman saya berikutnya ya?
Baca juga :
Apartemen Murah? Teliti sebelum Membeli (1)
Apartemen Murah? Teliti sebelum Membeli (2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H