Jokowi bisa sewa rumah seluas 400M2 di daerah elit Jakarta dengan tarif ratusan juta per tahun. Ada taman di bagian depan dan di bagian belakang rumah.
Jokowi boleh sombong karena nasibnya baik. Bukan seperti Presiden Uruguay Jose Mujica yang jemur pakaian di depan rumahnya. Juga ga perlu nimba air dari sumur karena pasti ada air PAM atau setidaknya bisa bayar pembantu untuk cuci-setrika pakaiannya.
Jokowi boleh sombong karena cukup kaya. Ketika beliau tidak mengambil seluruh hak gaji bulanannya selama jadi Walikota Solo. Sebab Jose Musica masih mengambil bagiannya 10%. Yang 90% disumbangkan untuk warga miskin.
Jokowi boleh sombong sebagai gubernur revolusioner karena melantik pejabat di DKI di tempat kumuh atau dekat dengan pemukiman warga dengan pakaian rapi. Sedangkan Jose? Pakai pakaian lusuh plus sendal butut!
Bagaimana kalau Jokowi dibandingkan dengan Mahmoud Ahmadinejad (Mahmoud Sabourijan), Presiden Iran ke-6?
Tahun 2003, Ahmadinejad adalah Walikota Teheran. Ke mana-mana setir mobil sendiri dan tinggal di rusun.
Jokowi boleh sombong karena punya sopir pribadi.
Tahun 2005, beliau terpilih menjadi Presiden Iran dengan perolehan suara 62% mengalahkan Ahmad Hashemi Rafsanjani.
Jokowi boleh sombong karena ternyata ada orang yang jadi walikota langsung jadi presiden. Cibirlah orang yang meragukan kemampuannya sebagai pemimpin. Malah ga harus jadi gubernur duluuu…weks!
Ahmadinejad mengalahkan capres kaya karena rakyatnya lebih memilih profil sederhana. Ya semoga saja negeri ini, tahun ini, pas trend rakyatnya sama dengan kondisi rakyat Iran ketika itu. Tidak memilih capres yang punya puluhan perusahaan, harta trilyunan dan punya rumah di atas tanah ribuan hektar lengkap bisa untuk parkir helypad. Dan ke mana-mana naik lexus seharga milyaran.
Tapiiii…siapkah Anda? Karena kelakuan pemimpin sederhana itu rada nyeleneh, lho!
Ahmadinejad menolak naik limousine dan pilih mobil pribadi yang butut serta tetap tinggal di rusunnya. Bawa sarapan roti yang disiapkan istrinya agar anggaran negara bisa hemat. Kalau Jokowi, Bu Iriana juga biasa menyiapkan jamu tradisional untuknya. Semoga bukan jamu galian singset atau pelangsing ya…hehe…
Karpet-karpet persia yang mahal itupun oleh Ahmadinejad dipindahkannya dari istana untuk disumbangkan ke mesjid-mesjid di Teheran.
Konon suatu saat dalam sebuah wawancana TV Fox (AS), beliau ditanya yang intinya ‘apa yang anda katakan pada diri sendiri setiap melihat cermin?”
Dijawabnya, “ingat! Kamu adalah pelayan yaitu melayani bangsa Iran.”
Mari kita lihat, apakah Jokowi menggunakan kesombongannya meski boleh sombong? Kesombongan seseorang tidak bisa dilihat langsung dalam masa kampanye tapi kesinambungan hingga akhir masa jabatan presidennya nanti.
Jika ada orang yang mengidolakan dan ‘menjual’ Bung Karno dalam pencalonannya sebagai presiden, maka bersiaplah jadi presiden termiskin seperti beliau. Baca yuk! http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/2013/08/soekarno-presiden-termiskin-di-dunia.html
Dan jangan pernah lagi ada yang mengatakan kesederhanaan sebagai pencitraan semata. Siapkah Anda punya presiden sesederhana Jose dan Ahmadinejad? Yang tetap memakai kemeja seharga 100ribu rupiah atau sepatu merk JK made in Bandung?
Baca juga : http://sosok.kompasiana.com/2014/06/02/konsistensi-jokowi-mem-personal-branding--659325.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H