Mohon tunggu...
Adolfus Arung
Adolfus Arung Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang penghayal

Masih bujang dan mungkin tetap bujang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penghayal

5 Juni 2021   15:49 Diperbarui: 5 Juni 2021   15:49 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Badan kembali kugulingkan kesana kemari. Seperti seorang yang gelisah namun aku tidak gelisah, itu hanya pekerjaan rutin dari penganggur dan pemalas sepertiku. Sambil menggulingkan badan, disanalah kucoba mencari bahan hayalan baru. Jangan heran aku begini, aku adalah pemalas profesional.

Usahaku tidak sia-sia, aku menemukan jalan menuju sebuah cerita baru yang bisa kurangkai dalam hayalanku sebentar lagi.
Baru kumulai, tiba-tiba teleponku berdering.
Kubangkit dari tidurku dan menuju ke arah telepon yang kusimpan di atas meja belajarku.
"Hallo!!" Suara wanita yang sepertinya cantik terdengar.
" Hallo kak" , sapaanku yang mencoba sopan.
 
Dia bertanya, hallo, kak yang kemarin yang di kosan hijau ( nama kosan kakaku) yah?

Jantungku berdebar kencang. Segala pemikiranku menuju ke arahnya. Ya Tuhan inikah caramu memperkenalkan surga? Atau inikah surga yang kau janjikan? Semoga amin. Tanyaku dalam hati.
Hatiku semakin tak karuan. Mulutku berada pada tingkatan kaku yang paling kaku. Tanganku gemetar. Hmmmm apa ini??

"Hallo"... Serunya lagi.
"Iya hallo kak, betul kak itu saya" jawabku.
"Oiya kak jadi gini, aku Lia anak kosan Hijau. kemarin aku dapat nomor hp nya kakak dari saudaranya kakak. Kalau boleh tau, kakak udah punya pacar belum?

Pertanyaan ini seperti tembakan nuklir dari Korut ke arah dadaku ( kebayanglah modelnya gimana).
Aku bingung menjawabnya, sebab ini adalah pertanyaan yang baru pertama kali dilontarkan ke arahku. Dia naksir, simpulanku dalam hati.

"Emangnya kenapa kak? Kok langsung ditanya begitu?" Tanyaku

Tak disangka tak diduga ia menjawab, " aku naksir sama kakak, kakak mau nggak jadi pacar aku?"

Wahhh, belum kenalan udah diminta jadi pacar. Satu sisi aku berpikir bahwa jika memang ini si dia yang kuhayalkan, tidak mungkin dia semurah ini. Namun di sisi lain aku berpikir bahwa memang tampangku ini luar biasa, jadi sekali pandang langsung sayang.

"E ee ee e" kaku mulutku

Beberapa detik kemudian terdengar suara tawa dari hpku. Seperti kukenal suara itu, tapi siapa yah?

Woyyy kampret, ini aku april teman kakakmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun