Kesana…tidak…kesana…tidak…kesana…tidak… Yeeeaaa…kembali ke masa anak-anak. Main cup pa cup memakai kancing baju sebelum mengambil keputusan. Mau…tidak…mau…tidak…mau…tidak…sambil berucap sambil memegang kancing baju ) atas ke bawah bergantian. Kancing terakhir jika “tidak” ya itulah keputusannya.
Kali ini karena ngga kancing baju cukup berucap saja. Terus di ulang-ulang. Intinya sich sikap ragu-ragu, rasa tidak mantap, sebelum memutuskan apakah akan ke Predator Fun Park (PFP) atau tidak.
Wahana Baru
Jalan-jalan ke Malang duch rugi banget kalau ngga ke Batu Malang. Ngga lebay kalau mengatakan sejuta daya tarik khusus penggemar wisata. Yang popular, banyak di gandrungi, sering dapat pujian adalah Museum Angkut. Yang lain ada Batu Secret Zoo. Ada Pasar Apung yang cakep banget kalau malam. Wah kalau disebutin bisa panjang. Apalagi kalau di cerita-in satu per satu. Entah bisa menguras berapa halaman.
Yang satu ini termasuk baru masuk dalam “keluarga besar” JTP Group. Maksudnya Jawa Timur Park Group. Berarti masih bersaudaraan dengan Jawa Timur Park 1, Jawa Timur Park 2, Eco Green Park, Museum Angkut, Museum Tubuh dan BNS – Batu Night Spectakuler, yang lebih dulu ada.
Informasinya baru buka sekitar jelang akhir tahun 2015. Promosinya cukup gencar. Reklame besar dengan tampilan visual menarik di pasang di tempat wisata “kakak”nya. Mengerti banget maksud manajemen. Setelah dari Museum Angkut atau Jatim Park, yuk mampir sekalian ke Predator Fun Park. Ngga kalah seru….
Lokasinya agak di pinggir kawasan kota Batu Malang, tidak berdekatan dengan “saudara-saudara”-nya tadi. Tepatnya di Jalan Raya Tlekung No 315, Junrejo, Kota Wisata Batu Malang. Jalan santai naik motor dari kota Batu butuh sekitar 30 menit, melewati jalan raya yang cukup berliuk-liuk.
Ket foto : Galeri informasi habitat, perilaku, buaya
Sesuai keberadaan yang menampung hewan-hewan buas, barangkali pihak manajemen merasa lebih tepat membangun lokasi di pinggir kota, yang agak jauh dari rumah-rumah penduduk. Memang sich informasinya menjelang di Grand Openingsempat di protes di penduduk setempat yang khawatir. Wajar sich kalau merasa khawatir. Bisa di bayangkan apa yang akan terjadi jika hewan buas itu ada yang lepas kandang. Tapi, manajemen pasti sudah sudah antisipasi kemungkinan buruk tersebut. Meyakinkan penduduk yang khawatir dengan bukti-bukti yang ada, semua hewan itu berada di area yang sudah di proteksi dan di awasi terus menerus. Akhirnya, seperti yang bisa dinikmati kita semua.
Sesuai namanya isinya hewan-hewan buas ganas pemangsa mahluk lain, termasuk manusia, di habitat aslinya lho. Mulai buka jam 8.30 sampai 17.30, tiket masuk non weekend 35 ribu, weekend 50 ribu, bisa melihat langsung dari dekat tapi aman beberapa jenis buaya. Jenis ikan buas yang terkenal ganas adalah Piranha. Ada juga Ikan Pari, ikan Nila, ikan Arapaima. Informasinya koleksi hewan akan di tambah entah hewan apa. Dari semuanya yang menjadi icon atau “primadona” adalah buaya.
Ket foto : ada juga kesempatan memegang buaya langsung. Buayanya masih kecil sekitar 1 tahun. Tapi saya ngga berani. Ngeri...meski cuma pegang saja.