Keempat, sangat mengganggu lalu lintas transportasi air. Yang paling merasakan adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari lalu lintas seperti ini, termasuk nelayan Rawa Pening.
Kelima, menurunkan pesona eksotis dalam hal ini Rawa Pening. Kebayang kan liburan yang terusik di Rawa Pening gara-gara eceng gondok. Bikin pusing nelayan, bikin kecele turis yang datang. Berharap bisa menikmati pesona yang eksotis, eee... nggak tahunya malah begini.
Terlepas dari “kepeningan” di Rawa Pening, suatu hari saya mendapat ide untuk mencoba sesuatu yang langka. Saya selalu teringat petuah seorang fotografer senior yang mengatakan, “Seorang fotografer harus bisa menghasilkan frame (foto) yang menarik dari obyek yang tidak menarik.” Hhhmmm... saya bukan fotografer, Cuma hobi saja. Ngga ada salahnya, setelah beberapa kali ke Rawa Pening, kali ini mencoba menerapkan “ilmu” sang fotografer senior tadi.
Idenya aalah naik berperahu di tengah-tengah eceng gondok. Wah... Iya belum pernah coba. Agak gambling juga. Hasilnya bisa bagus bisa juga sebaliknya. Tapi, seperti salah satu yang diajarkan di kelas fotografi, bagus atau tidaknya sebuah foto sangat relatif tergantung selera dari yang melihat. Yang penting terus moto, dengan memperhatikan cahaya, sudut pengambilan, dan pengaturan teknis lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H