Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Saya Selalu Memilih Tempat Duduk di Samping Jendela, Lima Baris dari Belakang

25 Januari 2017   12:24 Diperbarui: 25 Januari 2017   15:31 6573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau mirip Tapak Kaki, ket foto : melintas sebuah pulau yang mirip tapak kaki. sekitar daerah Sumba. Saat itu sedang terbang dari Jakarta menuju Kupang (dokumentasi pribadi)

Terpaksa saya harus jengkel dengan porter bandara. Sempat mengancam tidak memberikan fee. Alasannya? Bagi orang lain mungkin terlihat sepele, tapi tidak bagi saya. Tidak seperti biasanya saya menyambut tawaran porter mengurus bagasi dan check-in. Pesan saya minta tempat duduk di jendela. Ternyata lembar boarding pass yang saya terima tercantum huruf “B”. Berarti bukan di jendela. Inilah yang menjadi alasan kejengkel-an tadi. Karena tidak sesuai perjanjian saya kasih pilihan, tukar kembali sesuai permintaan saya atau tidak bayar fee. Akhirnya dengan setengah bersungut-sungut sang porter tukar boarding pass, saya pun dengan bersungut-sungut juga memberikan fee. 

Memilih tidur saat menikmati penerbangan baik singkat maupun panjang kerap menjadi pilihan. Bahkan ada yang menilai bagus atau tidaknya airline dari nyenyak atau tidak-nya menikmati tidur. “Males naik (sebut nama airline) lagi lain kali. Gue ngga bisa tidur”. Yeee....ngga bisa tidur kog nyalahi airline sich...hahaha...kocak ah. 

Menikmati hiburan selama penerbangan, pilihan lain. Biasanya di miliki maskapai full service. Masing-masing tempat duduk memiliki layar pribadi di mana bisa memilih film, music, atau hiburan lain selama penerbangan.

Bromo & Gunung Semeru Ket foto : Pemandangan indah Bromo & Gunung Semeru dari ketinggian sekitar 31 ribu, penerbangan Jakarta Denpasar (dokpri)
Bromo & Gunung Semeru Ket foto : Pemandangan indah Bromo & Gunung Semeru dari ketinggian sekitar 31 ribu, penerbangan Jakarta Denpasar (dokpri)
Ada juga yang memilih mengaktifkan notebook, setelah diizinkan awak pesawat. Selama penerbangan asyik berkutat dengan perangkatnya. Entah berkaitan pekerjaan atau lain-lain.

Banyak yang bisa kita lakukan selama penerbangan. Agak berbeda dari yang lain, saya biasanya memilih motret. Sejak waktu boarding kamera sudah siap di tangan. Kebetulan suka dengan obyek pesawat, saat berjalan menuju pesawat jika tidak melalui garbarata, kesempatan untuk ambil foto obyek pesawat yang menurut saya menarik.

Sebuah Pulau di kawasan Tanjung Pinang, Ket foto : Pulau mirip biawak menjelang mendarat di Bandara Tanjungpinang, Kep Riau (dokumentasi pribadi)
Sebuah Pulau di kawasan Tanjung Pinang, Ket foto : Pulau mirip biawak menjelang mendarat di Bandara Tanjungpinang, Kep Riau (dokumentasi pribadi)
Setelah di dalam pesawat kamera masuk tas? Pasti tidak. Sejak take off kamera sudah on dan siap di gunakan, sampai tiba di ruang tunggu kedatangan bandara tujuan. Saya bukan fotografer. Foto hanya hobi saja. Salah satu obyek foto yang saya minati adalah landscape atau pemandangan.

Saat tinggal landas dan mendarat biasanya akan banyak momen bagus pemandangan yang layak direkam di memori kamera. Selama penerbangan, tentu tidak sekadar suguhan awan semata. Akan banyak yang justru di luar dugaan pemandangan cantik. Begitu saya dilewati.

Jembatan Barelang, Ket foto : melintas Jembatan Barelang sesaat jelang mendarat di Bandara Tanjung Pinang (dokumentasi pribadi)
Jembatan Barelang, Ket foto : melintas Jembatan Barelang sesaat jelang mendarat di Bandara Tanjung Pinang (dokumentasi pribadi)
Lho bukannya selama penerbangan ngga boleh foto? Ah siapa bilang. Kecuali foto awak pesawat tanpa permisi. Wajar awak pesawat yang merasa privacy-nya terusik jika tiba-tiba tahu dirinya foto. Lalu minta di hapus. Urusannya bukan aturan tapi etika.

Bukannya ada pengumuman jelang take off atau landing semua perangkat elektronik harus dimatikan termasuk kamera? Betul. Pertanyaannya apakah kamera dianggap perangkat elektronik yang wajib di off-kan? Ternyata beberapa airline tidak seragam. Seorang awak pesawat pernah minta agar saya mematikan kamera saat jelang mendarat di bandara Sam Ratulangi, Manado. Namun pernah juga awak pesawat yang tempat duduk persis di depan saya, jelang take off, mendiamkan saat yang memencet tombol shutter.

Jadi gimana, boleh ngga aktifkan kamera terutama jelang take off atau landing? Saya pasti ikut aturan. Kalau memang sepakat tidak boleh, baiklah saya tidak meng-on-kan kamera. Ketimbang urusannya panjang karena dianggap melanggar aturan.

Gunung di Jawa Timur, Ket foto : melintas salah satu gunung di Jawa Timur dalam penerbangan Jakarta Bali. Kalau tidak salah namanya Gunung Raung. (dokumentasi pribadi)
Gunung di Jawa Timur, Ket foto : melintas salah satu gunung di Jawa Timur dalam penerbangan Jakarta Bali. Kalau tidak salah namanya Gunung Raung. (dokumentasi pribadi)
Traveling-moto-nulis, adalah hobi yang saya sukai dan lakukan sampai sekarang. Berkeyakinan negeri tercinta ini sangat eksotis. Selalu tertantang untuk bersaksi, membuktikan betapa eksotiknya negeri ini, melalui hasil jepretan dari sudut yang lain. Foto dari atas tidak jarang menyajikan pemandangan yang takjub. Tidak jarang “mengejutkan”.
Bentuk Awan nan Unik, Ket foto : salah satu bentuk awan unik tidak sengaja aku jumpai di penerbangan Surabaya Jakarta (dokumentasi pribadi)
Bentuk Awan nan Unik, Ket foto : salah satu bentuk awan unik tidak sengaja aku jumpai di penerbangan Surabaya Jakarta (dokumentasi pribadi)
Sayangnya foto dari pesawat lebih bisa optimal jika dilakukan saat terbang siang. Karena keterbatasan fitur kamera sangat sulit. Kecil kemungkinan mendapatkan hasil yang tajam. Padahal saat take off atau jelang landing, pesona lampu sangat indah.

Bisa dimaklumi bukan jika saya jengkel sama porter tadi yang kasih seat di nomor “B”. Berarti saya tidak leluasa motret di luar. Barangkali porter tadi baru sekali ini ketemu calon penumpang yang ngotot macam saya ini. Agar kejadian menjengkelkan tadi tidak terulang lagi, lebih baik urus check in sendiri.

“Minta 5 baris dari belakang deretan A atau F. terserah nomornya berapa,” pinta saya kepada petugas check in setiap kali akan terbang. Tergantung tujuan dan arah pesawatnya juga. Nomor A atau F biasanya sudah hapal pesawat yang digunakan jenis Boeing 737 yang formasi seat-nya 3-3.

Gunung Manado Tua & Pulau Bunaken, Ket foto : Melintas Gunung Manado Tua dan Pulau Bunaken sesaat menjelang mendarat di bandara Sam Ratulangi, Manado (dokumentasi pribadi)
Gunung Manado Tua & Pulau Bunaken, Ket foto : Melintas Gunung Manado Tua dan Pulau Bunaken sesaat menjelang mendarat di bandara Sam Ratulangi, Manado (dokumentasi pribadi)
Kenapa selalu milih 5 baris dari belakang? Supaya tidak terhalang sayap pesawat saat motret. Memang tidak selalu dapat sich 5 baris dari belakang. Biasanya saya pilih 4 atau 3 atau 2 baris dari belakang. Masih memungkinkan ambil foto selama penerbangan. Foto-foto di-share adalah di ambil dari seat pilihan tadi. Salam Indonesia Indah.
Ket foto : pulau yang mirip mulut buaya yang siap menyantap buruannya. Melihat ini sesaat tinggal landas dari Bandara Sam Ratulangi, Manado (dokumentasi pribadi)
Ket foto : pulau yang mirip mulut buaya yang siap menyantap buruannya. Melihat ini sesaat tinggal landas dari Bandara Sam Ratulangi, Manado (dokumentasi pribadi)
Pulau mirip Tapak Kaki, ket foto : melintas sebuah pulau yang mirip tapak kaki. sekitar daerah Sumba. Saat itu sedang terbang dari Jakarta menuju Kupang (dokumentasi pribadi)
Pulau mirip Tapak Kaki, ket foto : melintas sebuah pulau yang mirip tapak kaki. sekitar daerah Sumba. Saat itu sedang terbang dari Jakarta menuju Kupang (dokumentasi pribadi)
Bunderan Toll Bandara, Ket foto : Jelang mendarat di Bandara Soekarno Hatta dari arah Timur. Melintas bunderan jalan toll bandara (dokumentasi pribadi)
Bunderan Toll Bandara, Ket foto : Jelang mendarat di Bandara Soekarno Hatta dari arah Timur. Melintas bunderan jalan toll bandara (dokumentasi pribadi)
Pulau di Makassar, Ket foto : melintas salah satu pulau yang di kelilingi gugusan karang. Sesaat tinggal landas dari Bandara Hasannudin, Makassar (dokumentasi pribadi)
Pulau di Makassar, Ket foto : melintas salah satu pulau yang di kelilingi gugusan karang. Sesaat tinggal landas dari Bandara Hasannudin, Makassar (dokumentasi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun