Apakah orang baik itu sia-sia hidup ditengah-tengah mereka yang sudah terlampau rusak?
ataukah orang baik itu tinggal untuk merubah dirinya menjadi tidak baik dan kemudian dibuang?
ataukah orang baik itu menebarkan sesuatu rasa dalam dirinya agar lingkungan yang majemuk itu menjadi lebih baik?
aku percaya tiga kemungkinan tersebut dapat terjadi menurut peluangnya masing-masing tetapi ingat kekuatan dari Si Pemberi Hidup sebagai orang baik, pasti ada rencananya mengapa orang baik itu dikirim menghadapi keadaan yang begitu adanya
Selamat Menikmati
putih melati itu bukanlah hanya lelucon
ia harum semerbak wangi tanah setelah hujan
membuat rindu dan ditunggu datang
suatu angin ribut ingin mencabut akarnya
terlalu bising suaranya
tapi si melati memberikan dirinya
untuk tenggelam pada ramainya
melati itu kembali ke tanah
menyegarkan lingkungan yang gerah
Samarinda, 19 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H