Mohon tunggu...
Adolf Febrianto
Adolf Febrianto Mohon Tunggu... Buruh - Seorang pembuat puisi yang amatir

Jogjakarta, 13 Febuari 1994 Seorang pemungut rejeki

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebijakan Melati

10 September 2019   14:27 Diperbarui: 10 September 2019   14:42 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah orang baik itu sia-sia hidup ditengah-tengah mereka yang sudah terlampau rusak?

ataukah orang baik itu tinggal untuk merubah dirinya menjadi tidak baik dan kemudian dibuang?

ataukah orang baik itu menebarkan sesuatu rasa dalam dirinya agar lingkungan yang majemuk itu menjadi lebih baik?

aku percaya tiga kemungkinan tersebut dapat terjadi menurut peluangnya masing-masing tetapi ingat kekuatan dari Si Pemberi Hidup sebagai orang baik, pasti ada rencananya mengapa orang baik itu dikirim menghadapi keadaan yang begitu adanya

Selamat Menikmati

putih melati itu bukanlah hanya lelucon
ia harum semerbak wangi tanah setelah hujan
membuat rindu dan ditunggu datang

suatu angin ribut ingin mencabut akarnya
terlalu bising suaranya
tapi si melati memberikan dirinya
untuk tenggelam pada ramainya

melati itu kembali ke tanah
menyegarkan lingkungan yang gerah

Samarinda, 19 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun