Just Sharing....
Kemarin masuk ke WhatsApp saya sebuah chat dari seorang nasabah. Sebut saja namanya Ibu Dinda.Â
Perempuan berusia 34 tahun itu tinggal di sebuah komplek perumahan milik pemerintah di pusat kota. Suaminya bekerja di sebuah institusi negara.Â
"Saya mau bayar via mobile banking, tapi kok muncul 3 juta. Bukankah cicilan cuma satu setengah juta?" demikian chatnya.Â
Saya lalu menginput nomor kontraknya di sistem untuk melihat riwayat pembayaran.Â
Ternyata memang benar, cicilan Rp 1,5 juta namun karena sudah menunggak 42 hari sehingga yang muncul dua kali cicilan plus denda keterlambatan.Â
Saya lalu beri pilihan apakah mau bayar sekalian dua cicilan karena sudah lewat dua kali tanggal jatuh tempo atau mau bayar satu dulu. Tentu masing-masing ada konsekuensinya.Â
"Maaf kemarin Hari Raya Idulfitri, dana terpakai. Tapi selama ini saya lancar kan, coba di cek," katanya lagi via chat WA.Â
Karena yang berkomunikasi adalah nasabahnya langsung, saya foto riwayat pembayaran dan kirimkan lewat WA agar bisa melihat langsung jejak pembayarannya yang lancar dan menunggak di dua bulan terakhir.Â
"Minta tolong ya Bu segera dibayarkan," pesan saya kemudian mengakhiri chat.Â
Hampir sama dengan nasabah di atas, minggu lalu giliran seorang bapak yang menghubungi saya. Kali ini bukan via chat WA, melainkan menelpon langsung.Â