Just Sharing....
Sebut saja namanya Asep. Tiga hari lalu pria berusia 38 tahun itu uring-uringan. Jatuh tempo cicilan mobilnya setiap tanggal 25 sudah lewat beberapa hari namun belum terbayarkan.Â
Celakanya bulan lalu pun masih nunggak. Genap sudah dua angsuran dengan bulan Maret.Â
Cicilan 2 juta 400 ribu untuk sebuah mobil city car sudah berjalan selama setahun. Masih tersisa 24 bulan kedepan dari tenor tiga tahun. Kendaraan pribadi itu berbahan bakar Pertamax.Â
Dengan mobil itu setiap hari mengantar dua anaknya ke sekolah sebelum menuju ke kantornya yang berjarak 25 km dari rumahnya.Â
Istrinya Rita , sebut saja begitu namanya, semenjak covid melanda, sudah terkena PHK dan praktis jadi ibu rumah tangga. Padahal dulu bekerja di perusahaan distributor dengan gaji 3 juta perbulan.Â
Asep adalah asisten manajer di sebuah perusahaan ekspor bergaji 10 juta perbulan. Selain cicilan mobil yang 2,4 juta itu, masih ada cicilan rumah BTN sebesar 1,6 juta perbulan.Â
Total bila dikurangi masih ada 6 juta sisanya. Namun itu belum untuk biaya makan sebulan,bayar listrik dan air, kebutuhan sekolah anak, bayar pulsa dan paket internet hingga biaya bahan bakar kendaraan. Selain mobil,mereka punya satu motor di garasi.Â
Dua bulan lalu, sang Ayah meninggal.Sebelumnya dirawat di rumah sakit dan dilakukan sejumlah tindakan medis yang membutuhkan biaya dan keluar dari tabungan mereka.. Habis-habisan demi kesembuhan Ayahanda, namun takdir berkata lain.Â
Setelah prosesi pemakaman, masalah di kantor menyita perhatian. Adanya perang Rusia versus Ukraina turut mempengaruhi kebijakan pasar ekspor ke sejumlah negara di eropa. Padahal Rusia adalah pasar utama perusahaan tempat dia bekerja.Â