Just Sharing....
Teringat suatu waktu pernah duduk ngopi dengan seorang teman yang kebetulan Papa nya adalah seorang anggota TNI aktif.Â
Ketika obrolan semakin asyik perihal oknum TNI yang bermasalah, dia lalu berujar," Kalo seragam itu dilepas, tak ada beda dengan masyarakat biasa. Kalo soal fisik, warga biasa ada yang lebih kekar.."
Bisa jadi teman dia berkata demikian karena mendengar langsung dari orang tuanya atau mungkin memaknai sendiri. Tapi sebagai anak, tentu dia memahami seperti apa keluarga prajurit. Apalagi lahir, besar dan bertumbuh di keluarga berlatar profesi ini.Â
Kita semua mungkin pernah melihat seorang teman atau kenalan yang terasa beda saat berseragam dan manakala dia berganti baju biasa.Ini mungkin untuk semua profesi. Apa yang membuat terlihat beda, bisa jadi itulah yang dipersepsikan oleh teman saya.Â
Bicara soal seragam, tentu tak bisa dipisahkan dari nama institusi ato perusahaan dimana seorang bekerja. Meski ada juga tempat bekerja yang membebaskan karyawan dalam hal busana, namun tetap terasa beda bila berseragam.Â
Dibalik dari fungsi dan nilai sebuah seragam ketika dikenakan, sebenarnya ada sisi bahayanya juga. Terutama antara keinginan mengaktualisasi diri melewati batasan etika.Â
Seringkali ini  tak disadari namun dampaknya bisa merugikan. Ini sebagian yang dirangkum berdasarkan apa yang pernah terjadi dan terlihat sebagai contoh.Â
1. Meeting sambil minum-minum dan mabuk di bar tapi tetap pakai seragam.Â
Pernah melihat kejadian seperti ini? Ada banyak terlebih di masa sebekum pandemik.Sebagian orang tanpa sadar melakukan mungkin untuk tujuan kekompakkan dan kebersamaan.Â