Namun manakala melewati batas, akibat pengaruh alkohol, kontrol diri bisa lepas. Dari seragam  sebuah citra institusi bisa luntur.Â
2. Jalan - jalan di mall atau nongkrong di cafe padahal masih jam kerja.
Kadang tak disadari, bahwa persepsi orang lain terhadap seragam seorang pegawai kadang melebihi tanggung jawab pegawai tersebut terhadap pakaian kerja yang dikenakan.Â
Ketika melihat seorang pegawai negeri belanja di mall di waktu jam kerja, mereka yang bukan bekerja sebagai abdi negara mungkin melihat dengan rasa penasaran.Â
Anda mungkin bisa menebak sejumlah tanda tanya berbalut keheranan. Betapa banyak orang yang tanpa kesadaran tangggung jawab terhadap citra perusahaan yang melekat lewat seragam namun melakukan jauh di  bawah nilai dan misi dari tempat bekerja.Â
Melihat seorang dokter muda berusia 30 tahunan yang nerokok tentu Anda bisa saja akan heran. Bagaimanaa mungkin dia menganjurkan hidup sehat pada para pasien nya tapi terus mengepulkan asap rokok dari mulutnya.Â
Saya punya seorang teman dokter seperti itu dan saya sendiri pun tak habis pikir. Tapi ya sudahlah namanya juga sahabat...hehe.Â
3. Arogansi dan kekuasaan, ketika hati seharusnya lebih tinggi dari kepala.
Seragam bisa menaikkan citra diri seseorang namun belum tentu menunjukkan siapa dia yang sebenarnya dan bagaimana kedalaman karakternya.Â
Kekuasaan tidak hanya soal jabatan tapi juga kekuasaan sosial manakala seseorang bisa menguasai orang lain lewat atribut dan pakaian yang dikenakan.Â
Bukti nyata adalah banyak yang tersandung kejahatan dan melewati batas etika ketika berita soal mereka terpampang di media. Lalu foto-foto dirinya dengan seragam kantor menjadi bahan untuk dibully atau dibicarakan.Â