Visi memberimu kekuatan untuk terus bergerak....
Membaca komentar dari sejumlah teman- teman Kompasianer terkait tulisan Mas Nurollah dan juga tulisan lainnya dari Mbak Walentina, rekan David Abdullah dan Mbak Dewi Puspasari, sedikit membuka pemahaman terhadap apa yang sedang terjadi di Kompasiana.Â
Saya sendiri meski terdaftarnya 2014 tapi baru benar- benar rutin nulis itu di 2019. Tahun- tahun sebelumnya itu ngga terlalu konsen.Â
Well saya sih menyambut baik ide dan terobosan baru tahun 2022 dari tim manajemen Kompasiana seperti yang sudah di share via tulisan Mas Nurollah...
Setiap tahun harus ada visi baru untuk tau mau kemana, mau ngapain dan dengan cara bagaimana bisa nyampe ke sana..Â
Kita kompasianer adalah aset dan juga alat bagi Kompasiana untuk mencapai visi yang diemban oleh mereka.Â
Namanya aset ya harus tetap dirawat dan dijaga agar terus berproduksi, namanya alat ya harus terus digunakan untuk bekerja dan diservis agar tetap terpakai untuk waktu yang lama demi visi mengapa Kompasiana itu ada. Â
Pertanyaannya bila para Kompasianer itu aset dan juga alat, sejauh mana di maintain dan di kelola sama Kompasiana.Â
Salah kelola aset bisa lepas. Salah memahami, kurang sensitip dan mengabaikan bisa memicu ketidakpercayaan.Â
Jadi intinya bukan sebanyak apa kompasianer yang terdaftar di Kompasiana, tapi sepeduli apa Kompasiana terhadap Kompasianer sebanyak itu.Â