"Kami pun tak tau alasan yang melatari. Yang pasti Ibu Sukmawati hijrah mengikuti keyakinan Neneknya, Ida Ayu Nyoman Rai  Srimben ," demikian kata pria yang juga menjabat sebagai salah satu rektor universitas swasta di Denpasar itu.Â
Ibu presiden Sukarno memang berdarah Bali. Wajar bila keturunan dari mantan orang nomor 1 di republik ini kerap bertandang dan memiliki hubungan leluhur di sana.Â
Ketika semalam membaca berita seputar informasi akan berpindah keyakinan beliau, banyak ragam komentar. Ada yang menyayangkan, namun tak sedikit yang merasa bahwa itu pilihan dan hak seorang Sukmawati.Â
Saya sih melihat bahwa berpindahnya keyakinan seseorang, tak peduli mereka itu publik figur atau pun warga biasa, adalah hal yang akan terus kita temukan dalam kehidupan sosial bermasyarakat.Â
Sama seperti yang dilakukan seorang Anna Tairas (dari muslim ke nasrani), Sukmawati Soekarnoputri (dari islam ke hindu), Dewi Hughes (dari Hindu ke muslim), dan sejumlah publik figur lain, adalah realita dalam pencarian jati diri dan menemukan kebahagiaan dalam versi mereka, bukan dalam versi orang lain.Â
Ketika negara tak melarang karena adanya janinan undang - undang, keberatan mungkin lebih banyak muncul dari orang - orang terdekat dan mereka yang satu keyakinan.Â
Ini juga hal yang wajar sebenarnya sih, dialami oleh siapapun yang berniat " hijrah" dalam tanda petik.Â
Dinamika peradaban mungkin bisa diamati dan diukur secara keilmuan dan statistik. Namun dinamika pencarian makna hidup dan pergulatan jiwa orang per orang, tak ada yang tau. Hanya orang itu sendiri.Â
Jadi rasanya mungkin biasa aja kali, bila publik figur, bahkan yang kita idolakan tetiba memutuskan pindah haluan. Apapun alasan nya, tentu mereka sudah melewati proses dan "berdamai" dengan dirinya sendiri.
Salam,Â
Referensi : kumparan.com/kumparannews