" Kak, maunya sih  yang bukan sesama PNS.."Â
Quote di aras itu curhatan salah seorang wanita muda yang lulus tes CPNS beberapa tahun lalu.
Sebut saja namanya Nurul, si PNS berusia 28 tahun ini berharap berjodoh dengan karyawan swasta dari perusahaan besar.Â
Lain lagi si Kevin, PNS bujang berusia 29 tahun. Diputusin pacar nya 3 tahun lalu ketika masih berjuang wiraswasta kecil-kecilan selepas wisuda. Bisnis pulsa hingga laundry pun dijalankan meski untung ngga banyak.Â
Iseng - iseng kemudian didengarnya ada bukaan seleksi PNS. Cobalah melamar dan akhirnya dinyatakan lulus. Kini sarjana teknik elektro ini sudah bekerja 2 tahunan di ssbuah instansi pemerintah.Â
Nurul dan Kevin hanyalah segelinrir dari banyak lajang dan bujang di usia dewasa muda yang berharap bisa menikah dengan non PNS. Meski urusan jodoh ada di tangan Tuhan, namun sejumlah alasan menjadi pertimbangan.Â
Saya yang berlatar keluarga PNS, dari Opa (Kakek), hingga orang tua juga, cukup memahami bila faktor finansial menjadi alasan.Dibilang besar tidak juga, dibilang kurang juga ngga kurang-kurang amat...hehe.Â
Cukuplah. Cukup buat kebutuhan dasar. Meski dari pengalaman bekerja memeriksa verifikasi data penghasilan calon nasabah yang kebetulan PNS, tidak banyak yang punya cicilan di atas 3 jura ato 4 jutaan.Â
Paling banyak ratusan ribu hingga satu ato dua jutaan. Asumsinya cicilan tak lebih besar dari sepertiga penghasilan. Jadj bisa berhitung sendiri kurang lebih berapa total pendapatannya.Â
Ini beberapa pertimbangan mengapa PNS Jomblo kepengen punya pasangan karyawan swasta mapan atau usahawan :Â