Di balik pengorbanan atas nama pengabdian sebagai anak, Generasi Sandwich menyisakan bom waktu di kehidupan mereka di masa depan. Kurang lebih seperti yang dialami sepasang tetangga ini.Â
Mengapa proteksi di masa produktif pada usia muda mengurangi Sindrom Generasi Sandwich dan kesulitan finansial di masa depan?
Dalam tulisan-tulisan sebelumnya, yang pernah dimuat di Kompasiana (ada di referensi), saya juga baru ikutan program asuransi proteksi sejak tahun 2012.Â
Sebenarnya keikutsertaan itu sebagai pentuk "pemaksaan secara halus" dalam tanda petik lantaran konsekuensi sebagai karyawan internal. Mau tidak mau harus.Â
Baca juga: Mengenal Pentingnya Asuransi untuk Kendaraan Anda
Hasilnya ada teman-teman yang cuma 1 bulan 2 bulan ikut, setelah itu sengaja tak menyisahkan saldo di tabungannya agar tak didebet lagi.Â
Mungkin salah satu faktornya, kami tak diedukasi secara mendalam soal benefit, konsekuensi, proses klaim, underwriting, dan lain sebagainya. Dan bisa jadi, kami belum menemukan contoh nyata benefitnya asuransi pada hidup orang lain. Â
Selain itu, di tahun segitu, kami di kantor juga ndak wajib jualan produk asuransi. Beda manajemen, beda divisi. Sebagai pekerja muda, masih pola pikir ngapain sih asuransian. Emang mau mati atau meninggal lebih cepat ya. Hehe.Â
Baca juga :Â Sudah Dapat Kerja atau Buka Usaha, Tak Salah Pertimbangkan Tabungan Plus Asuransi
Tapi akhirnya di tahun 2016, seiring kebutuhan debitur, produk proteksi perlindungan disosialisasikan.Â