Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pekerja Muda dan Tren Generasi Sandwich, Mengapa Perlu Proteksi Asuransi?

2 September 2021   14:17 Diperbarui: 3 September 2021   08:15 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melindungi keluarga dengan proteksi asuransi. Sumber: Thinkstock/Ridofranz via Kompas.com

Malang tak dapat ditolak. Sang Papa akhirnya berpulang, meski dirinya sedih namun bangga. Sudah berjuang dengan doa, dana dan usaha. 

Dia contoh pelaku Generasi Sandwich. Tren generasi dari jaman ke jaman dimana anak-anak mesti membiayai finansial orang tua di hari tua, baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Bahkan hingga berkeluarga, masih ikut membiayai Sang Ibu di hari tua.

Ketemulah akar persoalan finansial mereka mengapa selalu dirasa ngga cukup.  Gaji istri terpotong sebagian besar buat cicilan kredit di bank yang masih berjalan. Satu-satunya sumber hanya bersandar pada suami. 

Namun kabar duka datang lagi di akhir tahun 2020 lalu. Suaminya meninggal terkena sindrom penyakit metabolik. 

Seluruh tabungan puluhan juta habis demi perawatan di rumah sakit dan pengobatan di rumah pasca opname. Habis-habisan. Sebagai orang yang dekat, saya menyaksikan sendiri. 

Dia curhat sulitnya bertahan selama suami sakit otomatis tak ada pemasukan lagi hampir setahun. Ditambah sulit meminjam pada orang lain karena yang lain pun sedang bertahan hidup di masa Covid. 

Demi menyambung hidup, digadaikanlah tak sampai 5 jutaan sebuah motor pribadi.

Uang cadangan didapat, namun karena tak ada lagi kendaraan lain, akhirnya keluar ongkos lebih ojek ke sana ke mari, hingga meminjam sepeda motor orang lain. 

Kualitas hidup menurun hingga kami (saya dan tetangga lain) turut membantu ala kadarnya. Termasuk sampai prosesi pemakaman dan ibadah penguburan secara keyakinan mereka. 

Apa yang bisa dipelajari dari kisah sahabat saya ini? Tentu ada banyak kisah lain di luar sana yang lebih tragis dan miris. Tapi lantaran menjadi saksi kehidupan mereka, saya jadi lebih paham. 

Sadar akan risiko di masa depan pada pekerja dan profesional muda yang dalam tanda petik "berdarah-darah" bagi orang tua di masa produktif bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun