Di balik pengorbanan atas nama pengabdian sebagai anak, Generasi Sandwich menyisakan bom waktu di kehidupan mereka di masa depan.
---
Just Sharing....
Saya ingin mengawali tulisan ini dengan kisah nyata sepasang tetangga. Seorang Ibu usia 44 tahun. Punya suami berusia 50 tahun.Â
Istri bekerja sebagai PNS, suaminya seorang operator alat berat perusahaan konstruksi. Mereka punya dua orang anak yang sudah remaja.Â
Dari pekerjaan pasangan ini, bisa diprediksi berapa total penghasilan. Berdasar pengalaman kala memeriksa dokumen penghasilan pengajuan kredit, taruhlah minimal gaji istri 3 juta per bulan. Pasangan antara 5 juta hingga 10 juta menyesuaikan skala proyek.Â
Relatif cukup untuk kebutuhan dasar satu keluarga di kota kecil. Namun dari curhatan dan bercandaan saking dekat dan akrab, mereka katakan belum memadai. Mereka hanya menabung malas ikut proteksi asuransi, kecuali BPJS doang.Â
Terkadang mesti meminjam lagi. Gali lubang tutup lubang. Pengakuan tersebut bikin penasaran.Â
Akhirnya terkuak. Sang istri berkisah apa adanya perihal pengabdian yang  dilakukan dirinya untuk kedua orang tuanya sebagai penganut Generasi Sandwich.Â
Jauh sebelum berumah tangga, 15 tahun silam kala masih muda 29 tahun, Papanya di diagnosa Kanker.Â
Demi pengobatan, sebagai anak dia rela meminjam hingga 200 juta dengan jaminan SK PNS-nya di sebuah Bank Daerah. Cicilan dipotong gaji selama 15 tahun.Â