Sedia payung sebelum hujan...
Contoh peribahasa yang jadi quote di atas kerap kita dengar. Hujan memang tak terjadi setiap hari selama setahun, tapi manakala curahan air dari langit itu meluap ke mana-mana, kita bisa repot diamuk banjir.Â
Risiko kecurian kendaraan terutama roda dua bisa terjadi di mana-mana. Dengan ukuran lebih kecil dibanding kendaraan roda 4, ditambah keahlian mengakali kunci oleh si pelaku bisa-bisa melayang sepeda motor kesayangan.Â
Seperti yang terjadi pada salah satu nasabah, pria berusia 30-an tahun bersama sang istri menceritakan kronologis kejadian.Â
"Biasanya kita parkir di depan rumah. Pagi-pagi bangun sudah ngga ada. Nekat sekali malingnya," katanya seraya menyerahkan sejumlah dokumen guna pengurusan klaim asuransi.Â
Nasabah ini sudah berjalan kreditnya 21 bulan, masih lagi sisa 3 bulan dari jangka waktu 2 tahun. Bila lunas sudah pasti BPKB yang tersimpan di perusahaan pembiayaan akan menjadi miliknya, namun musibah memang tak bisa diprediksi.Â
Tak kurang dari 10 hari, klaimnya sudah cair. Motor Honda Vario yang hilang digondol pencuri sudah bisa dibeli kembali dengan yang baru. Bahkan sisa cicilan yang lagi 3 bulan itu pun sudah terlunasi dari dana pembayaran asuransi.Â
Nasabah terbantu tanpa menyadari bahwa selama ini ada "payung" dalam tanda petik manakala "hujan" risiko itu terjadi.
Dan contoh nyata nasabah ini, hanya salah satu dari sejumlah nasabah dengan kasus kehilangan, tabrakan kecelakaan hingga kendaraan rusak dihantam bencana alam, seperti tsunami dan gempa bumi.Â
Ini mungkin yang perlu diketahui perihal asuransi kendaraan.Â
Meminjam contoh peribahasa sedia payung sebelum hujan, atau pepatah umum kalau takut ombak jangan tinggal di pantai, konsep asuransi sederhananya adalah mengalihkan risiko.Â