Just Sharing....
Ini kisah nyata kemarin sore. Seorang nasabah yang punya usaha jus buah merasa mangkel sekali.
Penyebabnya gara-gara ditagih seorang supplier buah yang merupakan seorang wanita berumur yang mana usianya sepantaran si nasabah. Dia datang bersama suaminya.Â
"Saya kan sudah nolak beberapa hari lalu, jangan dikasih lagi buah alpukat banyak-banyak. Tapi ibunya bilangnya enggak apa-apa pakai aja dulu, bayar belakangan," curhat sang nasabah kala saya menghampirinya di kamarnya.Â
Ternyata baru 3 hari, nasabah tersebut sudah ditelepon untuk melakukan pembayaran.Â
Belum puas dengan jawaban sang nasabah yang mengatakan buah titipan belum banyak terjual dibuat jus meski sedang Ramadhan, datanglah langsung si penagih.Â
Kebetulan saya juga sedang berada di sana. Karena tak enak perihal penagihan, ibu (nasabah) meminta tolong pada suaminya agar memanggil saya ke dalam menemui ibu.Â
Beliau sedang sakit dan berbaring di ranjang. Sedikit kesal juga karena sudah jengkel ditambah enggak enak badan, bikin tak sudi menemui si supplier. Cuman karena sedang puasa, mencoba untuk mengontrol emosi.Â
"Mas Adolf, bisa bantuin ibu dan bapak enggak? Pinjam uangnya untuk bayarin, ibu sakit ndak bisa ke ATM. Bapak juga sedang ngelayanin pelanggan. Nanti malam ibu ganti," pintanya.Â
Pasangan nasabah ini tinggal berdua saja tanpa bantuan anak. Mereka sudah seperti orangtua saya sendiri karena sudah 8 tahun menjalin relasi sejak mengajukan kredit ke kantor.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!