Serigala berbulu domba...
Quote di atas adalah idiom untuk menggambarkan seseorang yang dari penampakkan luar tak terlihat karakternya yang jahat, namun dengan berjalannya waktu, siapa jati dirinya yang sebenarnya, akan terungkap.Â
Jadi membaca di sebuah kanal berita online soal salah seorang pegawai BUMN di tanah air, terlibat dalam operasi pengemboman di Katedral Makassar pada 28 Maret 2021 lalu, hanya bikin miris dan gigit jari.Â
"Orang yang ditangkap sekarang ini kan adalah orang yang mendukung. Sejauh mana perannya kan belum bisa saya sampaikan. Ada yang dukung bantu buat bom, bantu survei jalan, ada yang memberi motivasi semangat," tutur Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes E Zulpan.Â
Ini pelaku yang kelahiran 1963, sudah tentu bukan anak kemarin sore. Dengan kisaran usia sedemikian, bisa jadi  beliau sudah menekuni karir lama di perusahaan milik negara.Â
Ah lagi-lagi ngga habis pikir. Bagaimana mungkin seorang yang berkarir dan mendarmabaktikan hidupnya di kantor yang penghidupan dan gajinya dibayar oleh negara, kok malah melakukan sesuatu yang memojokkan negara?Â
Ibarat menusuk dari belakang pada institusi yang dia makan dan membiayai semua kebutuhan keluarganya dari sana.Â
Sejak kapan doktrin dan pengajaran berbau terorisme menyusup dan masuk ke lembaga milik negara? Dengan cara apa pegawai dan para karyawan bisa tercemari dan menjadi musang berbulu domba di perusahaan pelat merah?Â
Padahal kita tahu bersama, bahwa nilai-nilai di BUMN itu selaras dengan nilai -nilai pemerintah dalam menggalakkan persatuan dan nasionalisme bangsa.Â
Menjunjung kebhinekaan di mana salah satu buktinya, hampir di setiap jengkal daratan Indonesia, ada kantor perwakilannya di masing -masing propinsi.Â
Ibarat buah semangka berdaun sirih, yang ditanam lain yang dipetik beda. Lantas dari mana asal benihnya dulu?
Waktu ketrima dan lolos seleksi jadi karyawan, apakah semuanya benar-benar benih semangka atau ada bibit daun sirih yang disamarkan.Â