Jadi bila mana suatu waktu mengajuan kredit lalu ditolak, bisa jadi salah satu alasannya total angsuran melebihi acuan di atas. Karena simpelnya orang masih bisa hidup nyaman dan aman dengan 70% pendapatan di luar utang, namun bila rasio utang meningkat, potensi babak belur finansial akan terasa, terlebih di tanggal tua.Â
Memilih jenis cicilan akan masuk ke prioritas mana, patokannya dilihat dari resikonya dengan pertanyaan sederhana: bila tak dibayar, kira -kira apa yang terjadi? Berpengaruh sekali ataukah masih bisa dengan cara yang lain? Jawabannya bisa menggambarkan urgensi dan prioritas.
 Contoh sederhana, kredit motor buat dipakai anak ke sekolah. Ada pilihan bisa naik gojek atau angkot juga. Tapi mana lebih nyaman dan efektif, bandingkan opsi yang ada dari segi biaya, proses belajar mengajar si anak, dan efisiensi. Dari situ akan terlihat seprioritas apa sih cicilan itu pada daftar pengeluaran.
Hasil akhir yang diharapkan dari hitung-hitungan pemasukan dan pengeluaran, minimal janganlah besar pasak daripada tiang. Bila yang keluar lebih besar dari yang masuk, solusinya mungkin ada dua. Pertama, buang atau kurangi pengeluaran yang TMDTP. Kedua, cari dan kembangkan sumber baru penghasilan tambahan.Â
2. Persiapkan dana darurat.Â
Sebagian orang bertahan secara finansial ketika Covid mulai menghantam perekonomian, bukan lantaran mereka punya penghasilan per bulan yang besar, tapi bisa jadi mereka punya dana darurat hasil dari setoran kecil -kecil yang ditabung secara rutin dalam periode yang lama. Ini jadi cadangan uang pada kondisi genting.Â
Dana darurat bentuknya bisa tabungan murni dan asuransi tabungan. Bedanya asuransi tabungan tak boleh diambil dalam jangka sekian tahun. Bila mana sepanjang periode terjadi resiko seperti cacat sebagian karena kecelakaan, atau maaf kata meninggal dunia, dana tabungan beserta nilai pertanggungan asuransi akan dicairkan.Bukankah resiko seperti ini juga sebuah kedarutan kan?Â
Berapa besar dana darurat, berbeda pada orang per orang. Sebagian menyarankan 10 persen atau 5 persen dari penghasilan. Yang lain lebih suka menyetorkan ssecara rutin dalam kelipatan nominal tertentu : 50 ribu, 100 ribu atau 500 ribu hingga jutaan.Â
Well...Mana -mana aja boleh tergantung kemampuan finansial. Untuk konsisten terhadap dana darurat diperlukan komitmen dan tahan godaan. Karena peruntukkannya di masa darurat, jangan tergoda mencairkan bila masih baik baik saja fnansialnya.Â
3. Investasi.Â
Salah satu cara meningkatkan nilai uang adalah menginvestasikannya. Ada banyak ragam dan cara investasi dana, namun pilih lah yang lebih sesuai dengan tipe dan gaya mu sendiri. Bila tertarik saham, cobalah menanamkan di bursa saham.Â