Jangan ada dusta diantara mereka....
Jujur saya belum pernah ikut arisan -arisanan...Dulu di kantor ada, diajakin teman-teman, cuman karena ngga minat,ya ngga jadi ikutan. Di luar kantor,ada beberapa lagi grup pertemanan yang mengajak bergabung. Respon nya sama, ngga minat.Â
Meski demikian, jaringan pertemanan dan persahabatan tetap terjaga. Saya kadang menjadi saksi betapa bahagia salah satu diantara mereka manakala namanya keluar dari hasil kocokan kotak arisan. Tapi saya juga jadi tempat curhat ketika salah seorang rekan dalam tim sekian bulan tak mengangsur padahal dananya sudah diterima.Â
Apakah model arisan para sahabat saya itu besar nominalnya? Kayaknya ngga, maksimal cuma 100 ribu per orang dan dibatasi hanya untuk 12 orang. Dengan sekali kocok keluar 2 nama, berarti lama berputar arisan hanya 6 bulan. Meski kecil nominalnya dan peserta cuma belasan, namun ada aja yang susah ditagih dan susah menyetor.Â
Jadi kalo hari ini ada berita viral salah seorang peserta dan keluarganya dipermalukan dengan kiriman karangan bunga di hari pernikahan beserta sindiran agar melunasi utang arisan, bukanlah sebuah hal yang aneh.Â
Maksudnya adalah pada level arisan receh model sahabat-sahabat saya aja masih ada yang 'kepala batu' kalo diminta bayar,apalagi yang level raksasa 1 Milyar. Pasti iuran per orang mainnya sudah juta -jutaan.Â
Pada kisah yang hampir mirip masih berkaitan dengan uang dan persahabatan, ada salah seorang nasabah yang mengajak 4 orang temannya untuk urunan mengangsur cicilan. Ceritanya nasabah saya ini mengajukan pinjaman dengan sebuah jaminan ke sebuah Bank BUMN di Sumbawa,NTB.Â
Uang tersebut kisaran puluhan juta akan dikelola oleh mereka untuk membentuk arisan dan mengajak sejumlah orang bergabung. Bulan pertama bulan kedua tak ada muncul masalah.Â
Namun setelah setengah tahun berjalan, kesulitan dialami oleh nasabah saya manakala ada satu dua anggota lalai bayar cicilan angsuran. Karena uda temenan, nasabah saya ini yang negebayar iuran beberapa orang lantaran dia juga pengelola alias bandarnya.Â
Ternyata berlanjut dengan pola macet yang sama sehingga dia tak mampu lagi membayar cicilan nya ke Bank dimana sudah menaruh agunan di sana. Beruntung dengan bantuan pihak keluarganya, akhirnya sisa pokok hutang bisa terbayar semua. Bagaimana dengan kelanjutan sistem arisan?Â
Dengan berat hati dia harus memutuskan tak lagi bergabung. Satu demi satu keluar dan kisah arisan hanyalah sisi kelam dari pertemanan yang tak ingin diulang lagi.Â