Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Musik 90s, Lentera Cintanya Nicky Astria dan Soundtrack Film Potret Nominator FFI 1991

9 Januari 2021   19:11 Diperbarui: 9 Januari 2021   19:17 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber;rollfilmblog.blogspot.com

Dekade berlalu selera musik pun berubah....

Melewati masa kecil dekade 90 an, sedikit terobati dengan adanya YouTube. Bisa mengenang musik 90s dengan segala warna warni guratan kenangan. 

Menonton para musisi lawas itu bernyanyi dan memainkan musik, adalah hobi menyenangkan di akhir pekan. Beraneka komentar dari penonton lain soal segala hal berbau 90 an, yang ngetrend di masa itu kadang jadi warna tersendiri. 

Selain lagu-lagu dari musisi barat, dari dalam negeri juga disukai. Karena saya tipe yang lebih suka dengar suara dibanding ngeliat penyanyi nya siapa. Mana kala tarikan nada menyatu dengan musik dan komposisinya, disanalah bikin telinga saya tertahan sekian menit. Ujung-ujungnya pasti keluar kalimat dari mulut : kok enak ya suaranya. 

Dengan tipikal penikmat musik seperti ini, hampir semua yang enak di kuping saya koleksi. Mau bule mau lokal, mau dalam negeri atau luar negeri. Tak pandang genre atau gender. Dan sependek yang saya ketahui dan sepanjang yang saya lihat di saluran musik pemersatu segala bangsa yakni YouTube, musik 90s is the best. 

Bukan saya yang ngomong tapi itu berdasarkan banyak komentar dari penikmat musik, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Karena biasanya saya selalu scroll ke bawah, baca  komen sembari dengar penyanyinya bersenandung. Ada gunanya juga lho menerapkan pola seperti itu. 

Pertama,meski kadang  yang mengupload video nya menjabarkan soal vokalisnya atau pun grup band, namun dengan membaca beragam komentar kita bisa menemukan sisi lain dari lagu tersebut sebagai tambahan informasi. Kedua, tentu saja latar belakang dan tren di era itu kadang jadi alasan mengapa diciptakan. 

Karena tertarik pada berbagai genre, salah satu yang disukai adalah musik rock 90 an dengan penyanyi cewek. Realita di era 90 an adalah ada banyak rocker cewek yang bersinar. 

Jawa Barat salah satu Propinsi di tanah air yang banyak menelurkan mojang geulisnya jadi biduanita rock Indonesia. Ada Nike Ardila, Inka Christy, Mel Shandi, Conny Dio dan senior legenda nya, Nicky Astria.  

Apa di dekade ini lady rocker dijadikan selingan untuk mengimbangi rocker cowok atau grup rock di sepanjang dekade 90. Realitanya srkandi jalur klasik rock ini dalam negeri ini sukses menghujam penggemarnya. 

Nicky Astria, Lentera Cinta dan soundtrack Film Potret 1991 . 

Salah satu yang saya sukai dan sampai sekarang masih terus dikoleksi adalah Nicky Astria.Beliau masih sehat dan awet muda di tahun baru 2021, sama awetnya dengan lagu-lagu yang dipopulerkannya.  

Barusan pada spekta 1 Indonesia Idol special season 2021 beberapa hari lalu, salah seorang finalis generasi Z di TV swasta itu menyanyikan salah satu hits nya, Jangan Ada Angkara. Entah mengapa saya suka suara, lengkingan dan teriakannya, sama musik pengiringnya. 

Beberapa lagunya yang mewarnai dunia masa kecil di tahun 90 an adalah Samar Bayangan, Bias Sinar, Mengapa, Misteri Cinta dan Lentera Cinta yang menjadi soundtrack film Potret, nominator di Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1991.

Justru sewaktu tak sengaja menonton film lawas ini saya mendengar lagu ini dan mencarinya di internet, akhirnya suka. 

sumber;rollfilmblog.blogspot.com
sumber;rollfilmblog.blogspot.com
Lirik -lirik dalam lagu Lentera Cinta terasa pas dan mengena dengan sinopsis fim karya sutradara Buce Malawau yang bercerita soal seorang lelaki tua uzur yang nakal di masa mudanya dan di hari tuanya menjadi penghuni panti jompo. 

Kedua anaknya yang sudah dewasa tak tahu bahwa ibu kandung mereka di usia mudanya adalah mantan wanita penghibur di kelab malam yang dulu disambangi Papanya yang hidupnya terdampak ruwet di kemudian hari, ketika anak-anaknya telah dewasa. Penyebabnya lantaran hubungan dengan seorang wanita simpanan. 

Mirisnya sang adik perempuan mereka malah bekerja sebagai penyanyi di kelab malam tempat Papanya dulu nakal, tanpa tahu bahwa Mamanya dulu wanita panggilan di kelab tersebut. 

Adegan yang sangat terasa mengena adalah ketika Papanya suatu saat mampir ke sana dan melihat anak perempuannya sedang menghibur menyanyi para pengunjung dengan lagu soundtrack milik Nikcy Astria ini. 

Itu memutar semua memori perjalanan hidup Sang Papa dan semua kenakalan di masa mudanya, yang berdampak ruwet pada kehidupan keluarga, istri dan anak -anaknya ketika dia telah renta. 


Film ini memang bercerita bagaimana penyesalan seorang ayah dan peran seorang kepala keluarga, bahwa kekhilafan di masa mudanya, akan berimbas pada kehidupan dia, istri dan anak-anaknya. 

Meski ini film lama, namun lagu ini terasa nyambung dengan garis besar film. Lirik -liriknya bercerita kisah seorang yang bimbang dan menyesal karena sesuatu yang salah akibat kesalahannya namun di ujung akhir hidupnya, ada lentera terang. 

Tak selamanya hidupmu berakhir gelap. Di ujung sana masih ada cahaya dan harapan. 

Salam, 

09 Januari 2021, 19.02 Wita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun