Kebanyakan orang mikirin problem hidup kadang sampai lupa makan dan lupa tidur. Udahannya selain psikologisnya terganggu, gangguan kesehatan lain adalah asam lambung naik, sakit maagnya kambuh, jantung berdebar-debar, dan akibat lainnya.Â
Nah lho...bahaya kan!Â
2. Menertawakan masalah, menunjukkan bahwa kita mengalahkan masalah dan bukan dikalahkan oleh masalah.Â
Masalah bisa terjadi karena dampak dari luar yang masuk ke kehidupan kita. Contoh nyatanya adalah Virus Covid 19. Ngga ada yang request, satu dunia terganggu. Tapi kita juga sadar, kadang masalah terjadi lantaran khilaf seseorang. Tau sesuatu itu salah, ngga benar, tapi diterobos juga. Ujungnya repot sendiri dan ngerepotin yang lain.Â
Setelah sadar akar masalahnya dan dalam proses menyelesaikannya, ada baiknya belajar menertawakan. Contoh simpelnya berkaitan dengan tragedi Covid yang meruntuhkan sendi perekonomian, banyak meme dan stiker berbau jenaka soal nama - nama bayi yang lahir selama masa pandemiki seperti Ahmad Covidus, Corona Coronawati.Â
Ada lagi  kepanjangang PSBB (Pendapatan Sedikit Pengeluaran Banyak) dan kiasan humor soal cinta tak drestui keluarga, seperti ungkapan : Cintaku di lock down.Tanpa sadar, beraneka kreasi ini membikin sedikit dan tawa di tengah kesulitan hidup karena selama pandemi.
Sama caranya juga dengan menertawakan diri sendiri, Â bila diri sendiri penyebab masalah. Salah satu cara dengan penyesalan bernada jenaka : Kok bisa saya sekonyol itu, Alangkah lucunya diriku,"hehe
Kedengarannya aneh, tapi banyak kok yang mengatakan seperti itu pada diri sendiri. Tak sedikit yang lain malah tertawa kala mengenang kesalahan dan kekonyolan diri.Â
Maksudnya adalah masalah yang sudah terjadi, ya tetap di hadapi, tapi mbok ya, jangan sampai menghancurkan semua mu... termasuk harapanmu  untuk bangkit...berjalan lagi.....dan akhirnya berlari kembali dalam lintasan kehidupan.Â
Mungkin begitu saja.Â
Jadi...sudah bisakah menertawakan masalah?Â