Kau datang dan pergi sesuka hatimu. Oh kejamnya dikau problemo hidup. Beraneka dampaknya. Kadang cuma ibarat angin sepoi-sepoi. Namun bisa aja menjelma jadi puting beliung, tornado, tsunami hingga retak -retak di perode tertentu dalam kehidupan. Â
Efeknya hati juga dapat retak. Masalah diputus pacar, ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, sampai Desember tetap kelabu meski sudah tambah pandemik Corona. Nunggu jodoh ngga datang-datang, yang sudah bertunangan malah bisa lepas kayak perahu di dermaga. Perih taukk!
Tsunami PHK menghanyutkan banyak pekerja dan pegawai keluar dari tempat bekerja, yang dulunya ibarat rumah kebanggaannya. Satu persatu sahabat pergi dan tak kan pernah kembali. Itu bukan hanya lirik lagunya Om Iwan Fals di Ujung Aspal Pondok Gede. Tapi realitas di dunia sekuler mulai Bulan April hingga Akhir Desember 2020 ini.Â
Perusahaan tergoncang, rumah tangga keluarga -keluarga di Indonesia juga ikut bergoyang. Bukan goyang yang bikinn mana tahan, tapi tahannya sampai mana. Sampai akhir tahun ini kah? Sampai Bulan Februari 2021 kah? Atau sampai kapannnn.....?Â
Tak ada yang bisa menjawab. Mau tanya sama rumput yang bergoyang, eh sudah dicabut sama Opa Ebiet G Ade. Â Si rumput bete dan bosan. Telah puluhan tahun dirinya direkomendasikan terus bila tak ada yang mampu menjawab..Ups!
Jadi mengapa perlu tertawa, mungkin ini jawaban nya :Â
1. Sumber masalah mungkin masih tetap ada, tapi dampak psikologis nya berkurang.Â
Jujur ya,manusia itu sangat berpengaruh pada apa yang dilihat,apa yang didengar, apa yang orang katakan, dan cara pandang terhadap diri sendiri. Ketika informasi dari luar itu  sifatnya baik, efeknya bikin bahagia. Namun Bila sebaliknya,bisa bikin depresi dan stress yang mengganggu psikologis.Â
Menertawakan masalah yang timbul karena tak terjadi sesuai harapan (rencana), adalah tindakan mengalihkan fokus dan konsentrasi terhadap masalah, kepada sesuatu yang bikin seseorang tertawa lepas.
 Sesuatu itu bisa berarti lelucon, pertunjukkan komedi, percakapan dan saling lempar banyolan lucu di WA Grup,tayangan film dan musik, atau sebuah buku bacaan humor. Nah makanya kenapa tayangan komedi selalu laris manis, mungkin banyak penontonnya sedang pikul masalah..hehe.Â
Logikanya imbas dari pelarian masalah ke sejumlah kegiatan ini, tidak membuat sumber problem itu menghilang, tapi dampak problem terhadap diri sendiri akan sedikit berkurang. Biasanya akan mendapatkan cara pandang baru atau solusi lain terhadap kasus masalah, karena efek pikiran yang agak fresh dikit sehabis tertawa.Â