Servis kecil yang murah kadang dapat menahan pembeli lebih lama....juga uang mereka... (coretan ringan dari warkop di sisi dermaga)
Saya percaya quote di atas. Itulah mengapa kadang kita bisa tertahan lebih lama di suatu resto, di suatu pusat perbelanjaan bahkan di sebuah kantor pembiayaan, hanya karena sentuhan emosional yang dibutuhkan pengunjung.
Dari hanya satu tujuan awal demi mampir ke sana, akhirnya pulang -pulang ada lain lagi yang terbelanjakan. Waktu yang disisihkan lebih lama, interaksi komunikasi dengan pengelola lebih panjang dan bisa saja keluar uang lebih lantaran merasa nyaman dan puas.Â
Bawa kesan dan pengalaman yang seperti itu pada sebuah warung kopi di pinggiran pelabuhan. Pusat aktivitas yang cenderung ramai mana kala kapal sandar atau menaikkan penumpang juga barang.Â
Kedai kopi sederhana berderetan di sepanjang dermaga akan jadi tempat persinggahan. Sekedar ngopi, mengisi perut, atau membongkar dan merapikan ransel yang hendak dibawa.
Betapa cerdasnya pemilik warkop itu dengan memasang colokan kabel di dinding warung. Tak hanya satu, namun dua. Menyesuaikan dengan settingan meja, kursi di halaman depan rumah yang merangkap warung. Seakan-akan dia sadar bahwa itu kebutuhan tak tersirat penumpang dan awak kapal di sekitaran dermaga.Â
Namun sudah pasti, tak sedikit yang akan meminjam colokan listrik untuk memperpanjang napas battere android nya. Atau sekedar membuka laptop yang dibawa dalam ranselnya.Â
Saya duduk di warkop itu di siang dua hari yang lalu. Teringat dua tahun lalu mampir ke warkop ini, karena ada salah satu nasabah tinggal di sekitaran pelabuhan, belum ada terpasang colokan putih berlubang empat itu.Â
Waktu itu kebetulan HP lowbatt juga dan meminta tolong nge-charge di sana. Si pemilik mengijinkan namun posisi colokannya di dalam rumah. Sedikit ndak enak juga lantaran menyibukkan penjaga warung.Â
Mau dibatalkan ngga jadi mampir, eh sudah janji ketemuan jam sekian di rumahnya. Jadi saya butuh warkop ini selain buat ngopi, buat nge-charge, sekalian buat tempat nunggu juga...hehe.Â