Di balik kekurangan, selalu ada kelebihan....
Latar belakang nasabah kami di kantor yang beraneka profesi, kadang jadi keuntungan juga buat saya. Paling tidak tahu seluk beluk usaha, selain dikenal dan mengenal banyak warga. Tak sedikit diantara mereka yang naik tingkat dari debitur menjadi sahabat bahkan orang tua. Apalagi telah sekian tahun interaksi itu terbangun.Â
Beberapa bulan lalu, saya bertandang ke seorang customer yang punya usaha kamar kos. Di halaman depan tempat tinggalnya, terpampang sebuah spanduk kecil dengan tulisan : Cari kos? Masih ada kamar kosong.Â
Tidak ada yang salah dengan info menjajakan kamar sewaan milik mereka. Cuma sedikit mengundang penasaran. Lantaran sudah hampir setahun selalu terus terpasang.
"Ndak ada yang mau. Mereka hanya mampir sebentar, lihat-lihat , terus pergi lagi. Soalnya kamar mandi di luar,"kata Pak Mail,sebut saja begitu nama nasabah itu, kala saya tanyakan apa penyebabnya.
Hmm...
Saya lalu meminta ijin untuk melihat-lihat sebentar kondisi aset usaha jasa penginapannya. Dibilang jelek sekali tidak, dikatakan bagus dan terawat juga terlalu berlebihan.Â
Dengan bangunan berlantai keramik, dan lokasinya cukup strategis di tengah kota, rasa-rasanya cukup punya nilai jual.Apalagi harga sewanya dibanderol 500 ribu per bulan sudah terisi kasur beserta bantal dan guling, sebuah lemari, seperangkat meja dan kursi.Â
Air selalu mengalir karena tuan rumah menyediakan PDAM dan air sumur dengan tenaga listrik sebagai pasokan alternatif. Ukuran kamar 3 m X 4 m, cukup baik untuk sirkulasi udara.Â
Total ada 10 kamar dengan 6 kamar terisi, 4 kamar lain 'nggangur' selama lima bulan.Kadang juga ada peminatnya, namun hanya hitungan bulan, sang penghuni terakhir sudah migrasi ke lain tempat. Demikian penuturan sang empunya kos.Â
Miris juga lantaran aset tak bergerak yang semestinya mampu menghasilkan profit bagi sang pemilik, malah ibaratnya terbengkalai. Padahal ngebangun nya dulu pake modal. Ada sejumlah uang yang dikeluarkan.