Rawatlah kucing dengan rasa cinta dan menghargai, dan ia akan menjadi sahabat yang menyenangkan dan menyayangi Anda...(wikihow).Â
Dua tahun waktu berjalan rasanya seperti baru kemarin. Terkenang kucing -kucing ini seperti menyapa pagi saya, kala membuka jendela.Â
Nampak ketakutan saat didekati.Kaki -kakinya masih belum kuat melangkah. Apalagi melompat.
Dimana induknya, saya juga tak tahu. Namun rasa suka terhadap kucing berawal dari menemukan kucing kecil berumur 3 hari, Â yang induknya kelindas mobil operasional di halaman belakang kantor, di pertengahan 2018.Â
Suara meong -meong nya bayi kucing itu sembari meringkuk di samping jasad induknya yang terbujur kaku, menghentak nurani.Ternyata tak hanya manusia yang bersedih kala ditinggal mati orang tuanya. Kucing juga punya perasaan dan emosi. Meski termanifestasi lewat bahasa dan ungkapan yang berbeda.Â
Saya terketuk rasa iba. Bersama seorang teman, kami menguburkan induknya yang sering kebagian jatah ikan goreng dari makan siang kami di kantor. Bahkan saya sering membelikan induknya seekor ikan tongkol goreng yang biasanya saya kantongi dalam tas kantor.Â
Hal yang bikin penasaran teman -teman di kantor , mengapa dan sejak kapan saya suka pada kucing.Â
Singkat cerita, kucing piatu di kantor itu, saya bawa pulang ke rumah. Bikinkan sebuah tempat tidur dari selimut dan handuk yang tak terpakai. Kemudian meletakkannya dalam sebuah kotak kardus.Â
Saya memandangnya sekilas. Nampaknya dia nyaman, namun saya yang tak nyaman. Kepikiran soal tumbuh kembangnya.Â
Bagaimana untuk makan dan minumnya? Pasokan susu dari induknya sudah pasti tak ada.Lalu diganti apa? Beraneka tanya melintas di kepala, agar kucing kecil ini bisa terus hidup. Apalagi saya new be urusan pelihara kucing. Belum pernah sama sekali.Â
Bersyukur punya seorang teman nongkrong, yang punya Pet Shop. Dia juga kadang nerima order perawatan dan pemeliharaan kucing bila majikan atau tuannya ke luar daerah. Padanya saya bertanya.