Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kaget di Bandara Soetta, Nasi Campur Plus Teh Hangat 3 Orang Rp 280 Ribu

5 November 2020   12:44 Diperbarui: 5 November 2020   18:34 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi_Total Harga

4 tempat makan murah di 4 bandara besar di tanah air...

Apa hubungannya judul tulisan dengan quote di atas? Saling berkaitan pastinya. Jadi ceritanya saya punya pengalaman lucu bin pahit dengan harga makanan di bandara, akhirnya saya kesasar di tempat makan murah. Masih di areal bandara tersebut. Harganya miring separoh dari kisaran nominal masakan hampir sejenis yang dijual di kedai dalam bandara. 

Rasanya lumayan enak di lidah saya. Kalau lidah bapak ibu, om tante, brader and sister, kurang tau ya..hehe. Tapi setidaknya dengan baca tulisan ini, bila suatu saat berkesempatan singgah di 4 bandara ini, sudilah mampir mencoba. 

Tapi bila di rasa kantong cukup tebal, ndak masalah mau makan di dalam atau di luar bandara, tulisan ini hanya sekedar berbagi dari sebuah pengalaman.

Bepergian dengan pesawat, saya jujur aslinya takut. Selain pobia ketinggian, perubahan elevasi ketika pesawat terangkat lebih tinggi saat take off,kadang bikin sedikit panik. Namun saya berusaha menyamarkan itu dengan ekspresi wajah datar.

Lama kelamaan, menjadi biasa. Terbiasa dengan goncangan, terbiasa dengan tantangan ditambah aksesibilitasnya. Perasaan tak enak mana kala menumpang airline terbayar dengan kecepatan akses dan mobilitas pekerjaaan. Sudah pasti ya. 

Namun andai diberi pilihan moda transportasi, saya cenderung akan memilih naik Kereta Api (KA). Alasannya lebih nyaman, lebih lapang dan tak bikin dag dig dug alias sport jantung.

Sayangnya lokasi bekerja serta tempat tinggal saya bukan di Pulau Jawa atau Pulau Sumatera. Tak ada dibangun infrastruktur KA. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya terpaksa naik burung besi bila hendak ke luar daerah. 

Untuk urusan pekerjaan atau perjalana pribadi, seolah tak ada pilihan lain. Apalagi bila ukurannya adalah kenyamanan dan kecepatan.Naik kapal laut, selain lama, bikin mabok juga lantaran teroleng oleng dihantam gelombang. 

Naik bis malam dengan rute antara kota antar propinsi, tempat duduk tak lapang dan susah bila urusan ke belakang alias ke toilet. Belum lagi adu zig zag di jalan  oleh para sopir kala mengendarai bis, yang kadang bikin jantung sorong ke kiri sorong ke kanan.  

Jadi tak ada pilihan lain, selain naik pesawat. Lagi pula sudah dibayar kantor. Traveling via jalur udara sudah kewajiban dan loyalitas sebagai pekerja. Entah untuk acara meeting, training atau pendidikan di lingkup internal kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun