Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

4 Potensi Bahaya WAG Informal Networking di Tempat Kerja

24 September 2020   23:23 Diperbarui: 27 September 2020   19:28 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sebagian pekerja telah bergabung, admin dan penggagas akan memperkenalkan diri, sekalian sharing maksud dan tujuan nya. Biasanya  para pelibat yang terundang sudah ada 'kedekatan' atau 'sepaham. 

Jadi ketika tujuan  dari WAG bentukan sudah 'tercapai', bisa jadi WAG ini akan cuci gudang alias ditutup. Makna kata tercapai di sini bisa orientasi nya pada aspek negatif maupun positif. Tergantung tujuan awal. Meski demikian, tak sedikit IN WAG sejenis ini , tetap eksis lantaran para admin nya masih kerja di sana.

Beberapa kecenderungan terbentuknya IN. 

Tak semua perusahaan atau institusi dengan beraneka  tipe pegawai, dapat berpotensi membentuk grup di dalam grup. IN cenderung terjadi pada tipe -tipe tempat bekerja dengan sejumlah kriteria ini: 

a. Jumlah pegawai di kantor tersebut banyak atau minimal di atas 60 an orang. 

Makin banyak orang dalam perusahaan, dengan beragam jenjang, makin mudah terjadinya perbedaan cara pandang terhadap kebijakan internal. Pro kontra terhadap aturan manajemen, yang mengatur ke dalam atau ke luar , adalah hal yang wajar. Namun bisa jadi, ini berpotensi membuat segelintir orang dalam.  membuat IN untuk mengkonfrontasi kebijakan internal, dengan menggodoknya di WAG bentukan mereka. 

b. Para pegawai nya profesional dan berpendidikan

Ini bisa jadi salah satu pendorong. Karena dengan dua kelebihan ini, selain mampu merekrut pegawai lain, mereka juga mampu melihat sisi baik dan sisi buruk dari sebuah kebijakan, dan menghubungkannya dengan dampaknya terhadap diri mereka dan orang -orang di dalam IN nya. Para orang dalam ini juga bahkan bisa berhitung resiko andai IN WAG nya,  di ketahui oleh manajemen atau pimpinan. 

c. Adanya minat yang  sepaham dan sehati, di antara begitu banyak karyawan internal.

IN WAG, tak hanya konotasi nya ke hal yang negatif. Bisa juga dibentuk lantaran kesamaan paham dan kesamaan minat di antara karyawan, namun tujuannya tak berkaitan dengan visi dan misi institusi. 

Tak seperti komunitas , misalnya ibu -ibu dharma wanita , emak emak persit  atau istri -istri bhayangkara. Karena yang seperti ini, biasanya formal dan sepengetahuan institusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun