Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Meratap karena Corona, Padahal di Bawah Atap Ada Semangat yang Merona

3 Mei 2020   18:53 Diperbarui: 3 Mei 2020   21:42 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Maaf Pak, di sini susah sinyal. Kadang kita harus berada di posisi yang tinggi baru bisa dapat. Makanya kalau tidak di atap, biasanya kita ke gunung," ujar istri nasabah.

Jadi bisa dibayangkan sendiri dengan sistem online belajar seperti sekarang. Ya itulah sebagian kecil 'keunikan' di tanah air ya...hehe. 

Beberapa propinsi dan kabupaten belum ada yang menjalankan PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar. Segelintir daerah mengajukan ke pusat, namun belum di setujui oleh Kementerian Kesehatan dengan pertimbangan tertentu. Namun demikian, biarpun tak diterapkan, hampir seluruh propinsi sudah membatasi akses transportasi (laut,udara, darat, rel) dan pembatasan jam malam . Seperti halnya di Kabupaten Sumbawa juga kota dan kabupaten lain di Propinsi NTB. 

Menariknya meski daerahnya di PSBB atau tidak di PSBB, keluhan akan keruwetan hidup akibat Sars Cov 2 masih terus terasa. Lebih -lebih soal ekonomi. Dari ramadhan masih kuncup sampai sudah mekar di mana -mana, tertekan jiwa dan raga. Dua bulan lalu kejutan pertama pecah telor netas pasien positif pertama di Indonesia. Seterusnya Bulan April  yang baru berlalu ada kejutan kedua. Pecah telor juga karena nembus seribuan yang positif.

Bulan Mei ini, harapannya telor -telor yang pecah alias pertambahan positif (dan yang meninggal) melambat dan tak lagi bertumbuh. Bulan Mei adalah bulan untuk bangkit. Cukup sudah dua bulan masyarakat meratap gara -gara corona. Terlalu banyak menangis,terlalu banyak mengeluh juga tak baik buat jiwa. Menyuarakan kepedihan memang bisa menarik simpati. 

Tapi terlalu banyak mengeluh juga hanya membuang energi. Mengikis akal dan kreatifitas akan apa yang bisa diberdayakan di masa krisis lantaran konsentrasi dan fokus hanya tertuju pada : mengapa begini mengapa begitu. Capekk iya, hasil belum tentu. Janganlah kegundahan di pikiran membatasi gerak dan langkah. 

Hati yang gembira adalah obat. Tapi bagaimana mau bahagia kalau periuk nasi kosong? Bagaimana mau happy bila dirumahkan oleh perusahaan tempat mencari nafkah. Iya,iya, semua yang lain juga bisa jadi mengalami hal yang sama. Pertanyaan sederhana adalah apa cuma kamu sendiri yang mengalami seperti itu atau orang lain juga menghadapi kondisi yang sama? Bila level ketidakenakan yang sama dialami juga oleh hampir sebagian orang di berbagai daerah oleh sebab yang sama juga, yang membedakan adalah respon dan tanggapan. 

Mau adem ayem, tawakal dan diam di rumah saja boleh. Mau bikin tik-tok dan upload di medsos juga tak ada yang melarang sepanjang tak melanggar undang -undang ITE. Berniat mencurahkan keresahan dan isi hati terhadap kebijakan pemerintah dan dampaknya terhadap diri sendiri dalam bentuk tulisan, juga itu bisa jadi terapi jiwa. Setidaknya dalam kondisi pandemi seperti ini.Syukur-syukur hasil karyamu bisa membuka ruang dialog dan mata batin pemutus kebijakan. 

So di Bulan Mei ini, di bulan suci dimana mayoritas saudara sebangsa yang beragama moslem menjalankan ibadah puasa,yukk stop meratap karena corona karena di bawah atap masih ada semangat yang merona. Perbanyak ibadah, perbanyak doa tuk membangun daya tahan jiwa karena daya tahan jiwa itu nomor satu.Tegar menghadapi cobaan karena orang yang bersemangat dapat melewati penderitaannya. 

Daya tahan tubuh nomor dua. Kebiasaan cuci tangan, gunakan masker dan sanitasi diri sudah dimulai dari Bulan Maret. Jangan kendor di bulan ini karena perjuangan melawan Covid-19 belum berakhir. 

Bila daya tahan jiwa sudah, daya tahan tubuh oke, sekarang daya juang usaha dikembangkan. Apa bidang -bidang usaha yang bisa diolah di Bulan Mei ini sehubungan ramadhan dan lebaran. Buat kue kering mungkin? Masakan khas lebaran secara online? Upload contoh makanan, dan buat tangga PO (Pesanan Order) di tanggal yang ditentukan agar pembeli punya masa waktu tuk memlih dan berkonsultasi dengan keluarga terkait pilihan menu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun