Terbang melintasi berbagai negara untuk sampai ke Indonesia, negeri dimana rupiah selalu kalah dengan dolar, kalah dengan euro bahkan dengan won korea.
Saya mengambil fotonya berlatar laut biru. Bangku di samping saya duduk seorang pria India bersama temannya. Mereka baru tiba kemarin sore menyeberang dari Bali menggunakan fast boat. Kami saling sapa dalam bahasa inggris. Orang India memang rata-rata bisa berbahasa inggris, jauh beda dengan orang Korea.Â
Yang agak mahalan dikit juga banyak. Yang murah meriah ada ngga? Dijamin ada. Buktinya saya tinggal di penginapan warga asli lombok, dirumah mereka sendiri dengan membayar tidak lebih dari 100 ribu sudah sama gratis sepeda kayuh yang saya pakai keliling pulau ini.Â
Untuk ke Gili Trawangan, dapat naik dari Pelabuhan Bangsal dengan membayar 12 ribu (itu harga saat 2013) , mungkin sekarang sudah naik.Â
Saya sengaja naik dari situ lantaran banyak pemandangan menarik sepanjang dari Senggigi ke Bangsal untuk dijadikan spot foto. Selain itu, bisa juga langsung dari pelabuhan Lembar atau dari Senggigi menggunakan boat. Harga tentu lebih mahal.Â
Disini di pulau ini, sebagian besar pengunjung adalah wisatawan asing. Menjajal pasir putih, berjemur di bawah matahari, berjalan keliling pulau hingga menghabiskan malam dengan musik di bar dan cafe yang berada di sisi -sisi pantai. Waktu malam di Gili Trawangan juga ada kudapan lokal seperti jagung rebus atau jagung bakar di cocol saus cabe dan penganan lokal lain yang dapat dinikmati sembari duduk di pinggir pantai.Â
Salam,Â
Sumbawa, 06 Oktober 2019, 20.27 Wita.Â