"Setiap kita, cepat atau lambat akan kehilangan seseorang. Tapi tidak dengan kenangannya"
Kutipan di atas saya ambil beberapa tahun lalu dari tweet Devota Rahawarin, salah seorang atlet bola voli nasional . Mantan andalan Indonesia di timnas voli pantai satu dekade lalu yang kini lebih fokus mengembangkan karirnya sebagai anggota TNI. Siapa yang Anda kasihi saat ini ? Pasangan hidup, kekasih, orang tua, anak, sanak -saudara, cepat atau lambat, usia akan usai. Yang tertinggal hanyalah kenangan.
Tempat-tempat yang kita lewati dalam hidup memang bukanlah manusia. Itu adalah ruang dimana Sang Pencipta mengijinkan kita melaluinya sepanjang hidup.Â
Sebagian besar adalah hasil keputusan kita. Dimana akan tinggal, dimana akan bekerja dan kemana akan pergi. Pengecualian adalah pada tempat kelahiran.Â
Mutlak itu adalah pilihan orang tua, terlebih sang ibu yang mengandung. Siapapun kita, takkan bisa memilihnya. Kita dipilihkan dan kita menerimanya sebagai takdir.Â
Berbanggalah dengan tempat engkau dilahirkan karena untuk menghadirkanmu di muka bumi itu adalah kedaulatan ilahi. Sebuah proses dan perjuangan yang luar biasa.Â
Memutuskan Bekerja di Mana
Memilih untuk bekerja di Sumbawa adalah sebuah keputusan yang berat. Tidak ujug-ujug langsung di terima atau di iyakan saat pertama kali ditawari pada 2010 lalu.Â
Bakalan akan menghabiskan sekian tahun dari umur saya di NTB menjadi pertimbangan. Di saat yang sama di waktu itu, kegalauan bertambah lantaran ada tawaran lain dari sebuah cabang BUMN yang tak kalah populer di negeri ini.Â
Sebagian keluarga di Papua malah mengharapkan untuk pulang dan menjadi PNS lantaran banyak pemekaran kabupaten -kabupaten baru, termasuk di Kabupaten Wamena yang sedang bergejolak saat ini, kala itu memerlukan banyak SDM.Â
Ditengah kegamangan seperti itu, satu-satunya yang dilakukan adalah berserah pada kehendak Nya. Mengenali potensi diri, mengenali minat dan kesukaan. Ingin bekerja sebagai apa dan dimana kendati ilmu yang dipelajari saat perkuliahan boleh jadi sedikit melenceng.