Lenggak lenggok Jakarta,Â
suka membuat orang lupa
Terpikat oleh manisnya cerita menjadi jutawan di sana
Ribuan mimpi -mimpi ada menggoda mereka. Itu lirik seterusnya di bagian chorus dari lagu Lenggang Jakarta yang dulu dipopulerkan Tante Andi Meriem Matalatta. Meski beliau sudah berpulang, namun tone suara dan irama riang lagu dari penyanyi yang dijuluki mutiara dari selatan itu  masih tetap enak didengar. Kedalaman lirik dan pesan dari lagu tersebut menyisakan gambaran tentang Jakarta. Ibu kota negara dimana hampir semua kantor  pusat berada di sana. Termasuk kantor pusat tempat kami berkarir sekarang.
Berjuang Menggenapi Impian
Dibilang kami ke Jakarta mengejar mimpi, bisa jadi benar. Tapi bukan ribuan mimpi seperti lagu ciptaan Harry Sabar ini. Teringat sepuluh bulan yang lalu, kami bertiga duduk di sebuah kafe kecil di Jalan Mawar, di tengah Kota Sumbawa. Jam delapan malam di Bulan Agustus 2018. Menelurkan ide, berdiskusi dan menabur mimpi ditemani tiga gelas kopi hitam.
Dan puji syukur, seperti kata pepatah, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Sedari mula kami sadar bikin ide itu mudah, tapi menjalankan dan memonitoringnya itu yang susah. Kami mengalami sendiri selama tujuh bulan proses implementasi ide. Di satu sisi,ada job desk dan target di pekerjaan kami masing --masing sesuai jabatan,  yang harus  kami  achieve setiap bulan. Namun di sisi lain, kami harus meluangkan waktu dan energi, bahkan hingga larut malam untuk menyelesaikan proyek ini. Tahap demi tahap.  Minggu ke minggu, dari bulan ke bulan. Bahkan kadang sengaja kami mengundang pasangan (istri atau pacar) untuk ikut kumpul bareng agar memahami ini lho  yang dikerjakan belahan jiwanya...hehe.
Berkat dukungan dari atasan, teman-teman di cabang dan para pelaku usaha di Kota Sumbawa selaku mitra dan merchant, ide kami boleh terealisasi dan mendapatkan penilaian dari para BOD di pusat sebagai finalis. Dan  akhirnya...mimpi kami tergenapi. Sekarang kami sudah berada di BIL (Bandara Internasional Lombok) di Praya Kabupaten Lombok tengah dan hendak menuju ke Jakarta.
Penerbangan  ke Jakarta pukul 12.40 wita. Waktu menunjukkan jam dua belas kurang sepuluh menit saat kami bergegas meninggalkan lapak kopi di samping bandara. Melihat boarding pass dan tiket (yang sudah dibayar oleh divisi HRD di kantor area), kami bertiga akan naik pesawat Lion Air JT 657. Pesawat buatan boing seri 737 ini akan tiba di Terminal 1 Bandara Sukarno Hatta pukul 13.40 WIB. Estimasi waktu tempuh kurang lebih 1 jam 50 menit.
Masing -- masing kami hanya membawa satu tas ransel. Saat diskusi di kantor di Sumbawa sebelum berangkat, kami sudah sepakat untuk tidak banyak tentengan, lagian juga cowok -- cowok semua. Ngga banyak peralatan, agar setiba di bandara langsung cuzz...Ngga nunggu ambil bagasi, hehe.
Ternyata ada baiknya juga. Karena saat check in, saya iseng -seng tanya, berapa biaya bagasi sekarang.
"Tujuan kemana?" tanya Mbak petugasnya
" Lho memangnya beda ya. Kalau saya mau ke Jakarta sama mau ke Jayapura, apa beda Mba?" tanya saya