Tadi pagi masuk kantor badan masih lelah. Kemarin sore baru balik ke Sumbawa setelah ikut meeting nasional divisi selama 3 hari di Bali.
Meeting apa eating? Ya dua -- duanya lah. Dibilang meeting boleh, eating juga tidak salah. Pilihan makanan dan minuman beragam disajikan selama break meeting. Sampai bingung mau makan yang mana. Tambah satu lagi yang paling diharapkan bila ada event seperti ini : liburan.
Masa  diadakan di Pulau Dewata isinya cuma meeting doang? Hehe....itu katanya IbuTatik, pemilik warung nasi di samping kantor, tempat saya biasanya duduk ngopi.  Wanita lima puluh tahunan itu salah satu nasabah di kantor sehingga akrab bersenda gurau dengan beliau.
"Pokoknya rujak dah Bibi," jawab saya. Tiga kegiatan itu dicampur jadi satu bak rujak buah. Manis, asam, pedas. Kolaborasi yang luar biasa. Hasilnya, pegal pinggang duduk seharian dari pagi sampai malam. Kejang otot betis berjalan naik turun tangga di obyek wisata. Capek tapi mengasyikkan, soalnya gratis:)
"Ngga plecing ke om?" ulang bertanya lagi Si Bibi dengan nada bercanda. Maksudnya lebih pas di ilustrasikan seperti plecing kangkung dibanding rujak buah.
Haha...saya tertawa juga akhirnya.
Plecing adalah makanan khas di Sumbawa dan Lombok yang terdiri dari sayur kangkung dan kecambah yang sudah direbus lalu di atasnya dituang dengan sambal mentah ulekan cabe, tomat,kacang tanah goreng, ditambah sedikit terasi, garam dan gula jawa. Rasanya enak, pedas dan agak manis.
Pesanan kopi saya masih panas dan mengepul uap . Satu sesapan kopi hitam itu memberi rasa nikmat di badan. Thanks God, a new day with a new grace and your strength over me.
Mengasah Gergaji
Siapa yang punya gergaji dirumah? Kapan terakhir kali kita mengasahnya? Jangan -jangan gergaji yang dulunya tajam ampuh dan cepat menumbangkan dahan dan badan pohon, kini mulai tumpul. Dengan berjalannya waktu, masihkah gigi - gigi gergaji itu tajam dan runcing seperti di masa lalu? Memakai gergaji yang tumpul butuh waktu lama untuk memotong dan menghabiskan energi mu. Maukah engkau berhenti sebentar dan mengasah gergaji mu karena pohon itu semakin besar dan akarnya semakin kuat.
Tantangan di pekerjaan dan dunia sekuler terus ada. Kompetitor baru terus bermunculan. Teknologi dan perilaku masyarakat terus berubah dari generasi ke generasi. Mengingatkan dirimu bahwa tidak hanya gergaji yang butuh di asah, tapi dirimu sebagai pemegang gergaji juga wajib 'di asah'.
John C Maxwell mengutip ungkapan Edwin Markham tentang nilai manusia dan menuliskan nya dalam Buku Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda. Â Mengapa membangun kota begitu megah kalau manusia tidak di bina? Sia-Â sia saja kita membangun dunia kecuali kalau pembangunnya juga tumbuh.
Sudahkah kita mengasah gergaji ?
Salam kompasiana
(tulisan ini juga buat teman2 area Bali Nusa Tenggara_Let's Grow Friend...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H