Kata dari bahasa Jawa yang mempunyaiarti marah dengan disertai kejengkelan yang teramat sangat atau sebaliknya. Seperti yang kurasakan dan juga banyak orang merasakan suasana yang terjadi akhir-akhir ini di negeri tercinta. Bahkan saking budregnya, para pemimpin umat yang biasanya bertutur dengan kiasan yang lembut sampai menyatakannya dengan tanpa sungkan.
Nurdin Halid, dengan suara lantangnya berbicara tentang PSSI, tentang statuta, tentang Malarangeng, tentang FIFA, terlihat begitu ngotot mempertahankan posisinya. Setidaknya itulah yang terlihat di tv. Aku merasa ada sesuatu yang tersembunyi hingga kengototannya terlihat tak seharusnya. Begitu pula dengan Nugroho Besus. Ada yang aneh, seperti ada aib yang disembunyikan.
Mungkin saling menginspirasi, hingga DPR pun juga ikut ngotot membangun gedung. Setidaknya itu juga terlihat di tv. Anggarannya 1,8 triliun, kemudian turun menjadi 1,3 triliun, eh masih diturunkan lagi menjadi 1,1 triliun, padahal tak ada yang berubah dengan rancangan gedungnya. Aneh.Aneh. Aneh. Walau sudah diingatkan kalau jalan raya di negeri ini masih banyak yang jelek, masih banyak warga negara yang miskin yang sering sakit, banyak gedung sekolah yang ambruk, tapi mereka tetap ngotot. Apa mereka sudah tuli, apa mereka sudah buta hingga sangat begitu ngototnya???
Bila saja PSSI dan DPR adalah organisasi tingkat RT atau juga Kelurahan, maka Nurdin dan anggota dewan yang terhormat pastilah orang yang sangat tegar. Setiap kali bertemu, setiap orang pastilah akan langsung memakinya : ASU KOWE!!, DASAR RAI GEDHEK!!, WONG RA DUWE ISIN!!, WONG RA DUWE UTEK!!, DASAR UTEKE SEKO WATU!!. Tak lupa para pemuka agama tanpa sungkan lagi langsung berdemo dan menggelar doa bersama : YA TUHAN, HARI INI BINASAKANLAH ORANG-ORANG YANG NGOTOT DENGAN KEBUTAAN DAN KETULIANNYA. Tiba-tiba orang yang didoakan langsung kejang-kejang tiada henti. Sehari, seminggu, sebulan, setahun hingga akhirnya sepuluh tahun kemudian baru bisa meninggal. Bahkan dengan Tuhan pun mereka masih ngotot……………………
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H