Madiun, Jawa Timur -- Desa Klangon, yang terletak di Kecamatan Saradan, Madiun, kini semakin dikenal sebagai destinasi wisata berkat keberadaan Paralayang Watu Bayang. Tidak hanya menawarkan pengalaman terbang bebas yang menantang, tetapi juga menjadi bagian dari strategi branding desa sebagai pusat wisata olahraga ekstrem. Dalam upaya memperkuat identitas ini, tim BBK 5 Universitas Airlangga (Unair) turut berkontribusi melalui berbagai inisiatif berbasis digital dan pemasaran.
Menggali Potensi Wisata Lewat Observasi
Sebagai langkah awal, tim BBK 5 Unair melakukan observasi langsung ke lokasi Paralayang Watu Bayang pada 8 Januari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami kondisi wisata dan potensi pengembangannya. Observasi ini memberikan wawasan mengenai kekuatan utama Watu Bayang, mulai dari keindahan alam hingga daya tarik paralayang sebagai magnet wisatawan.
"Tujuan utama kami adalah menemukan cara terbaik untuk mempromosikan Watu Bayang secara digital dan meningkatkan daya tariknya di media sosial," ujar salah satu PIC kegiatan, Adnyana. Hasil observasi ini kemudian menjadi dasar dalam pengembangan strategi branding berbasis digital untuk Desa Klangon.
Strategi Digital: Dari Copywriting hingga TikTok
Sebagai bagian dari branding digital, BBK 5 Unair mengedukasi pengelola wisata tentang copywriting, editing video dengan CapCut, pemanfaatan AI seperti ChatGPT, dan strategi marketing campaign. Pelatihan ini dilakukan pada 25 Januari 2025 dengan tujuan agar pengelola wisata dapat mengembangkan konten promosi yang menarik dan relevan dengan audiens mereka.
Selain itu, BBK 5 Unair juga membantu optimalisasi Google Business Profile untuk meningkatkan visibilitas Paralayang Watu Bayang di mesin pencari Google. Dengan memanfaatkan fitur seperti ulasan pelanggan dan pembaruan informasi secara berkala, diharapkan wisata ini semakin mudah ditemukan oleh calon pengunjung.
Dampak dan Masa Depan Branding Desa Klangon