Mohon tunggu...
Kirana Imut
Kirana Imut Mohon Tunggu... -

Islam Rahmatan Lil Alamiin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana anak-anak berfikir ? Cara berfikir mereka masih "Centralized"

25 Mei 2015   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan Kognitif Masa Anak-anak awal

Pada perkembangan masa anak-anak awal ini, Piaget memiliki masa pra operasional

-Fungsi Simbolis

-Pemahaman Objek da ruang

-Pemahaman Identitas dan pengategorian

-Pemahaman sebab akibat

-Pemahaman angka-angka

Dimasa ini anak-anak diberikan banyak sekali latihan-latihan sesuai dengna kognitif mereka .

Pada masa kanak-kanak awal, anak berfikir konfergen menuju suatu jawaban yang paling mungkin dan yang paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut perkembangan kognitif piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap perkembngan praorerasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkkan pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoprasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (santrock, 2002),yang sering dikatakan  anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Adapun cirri-ciri berfikir pada tahap praoprasional adalah sebagai berikut:

a.Anak mulai menguasai fungsi simbolis; sebagai akibatnya,anak mulai mampu bermain pura (pretend play), dismping itu penguasaan bahasa menjadi semakin sistematis.

b.Terjadi tingkah laku imitasi;anak suka melakukan peniruan besar-besaran, terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya dan dari jenis kelaminnya sama.Tingkah laku immitasi ini dilakukan secara langsung maupuan tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda, anak setelah melihat tingkah laku orang lain,tidak langsung menirukan, melainkan ada rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.

c.Cara bepikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif (sudut pandang) seseorang dengan perspektif orang lain (santrock,2002). Sebagai contoh, ketika mary ditelfon ayahnya dan ditanya apakah ibunya ada, mery mengangguk-angguk. Dalam hal ini mary tidak dapat mengerti bahwa anggukannya tidak dapat dilihat oleh ayahnya  yang ada di suatu tempat yang jauh dari dirijnya.

d.Cara berfikir anak centralized, yaitu terpusat pada satu dimensi saja (monks dkk.,1998). Sebagai contoh, pada suatu eksperimen, anak dipertunjukkan dua gelas A dan B yang sama diameter dan tingginya, pad kedua gelas itu diisi air jeruk yang sama banyaknya, kemudian anak ditanjya air jeruk yang ada di gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka anak dengan cepat akan menjawab : “sama banyaknya”. Jawaban ini  didasarkan pada pandangan tentang garis sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ada didalam gelas A dan gelas B. setelah itu dengan disaksikan anak, aor jeruk yang ada digelas B ditungkan digelas C yang diameternya lebih kecil, tetapi lebih tinggi, kermudian anak ditanya lagi, mana yang lebih banyak antara air jeruk gelas A dengan gelas C. Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, anak akan menjawab air jeruk di gelas C lebih banyak, karna permukaannya lebih tinggi. Dalam hal ini anak mengabaikan dimensi lebar gelas, dan  hanya memperhatikan dimensi tinggi dari gelas.cara berfikir seperti ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi.

e.Berpikir tidak dapat dibalik ; operasi logis anak pada masa ini belum dapat dibalik. Sebagai contoh Adi ditanya: “Adi, kamui punya saudara tidak?”, jawab adi:”punya”. Setelah itu Adi ditanya lagi, “siapa nama saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi adi ditanya:”Apakah M ita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: ”tidak”. Dalam hal ini Adi tidak sadar bahwa dirinyalah saudar Mita (Monks dkk.,1998)

f.Berfikir terarah statis; artinya dalam berfikir anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun