Mohon tunggu...
Adnen baitsabila
Adnen baitsabila Mohon Tunggu... BELUM MENIKAH

MENJADI PEMBELAJAR YANG HEBAT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Penerapan Manajemen Konflik dalam Tim Kerja (Studi Kasus pada Hotel & Cottages Karang Setra Bandung) - Ekstrasi Bab 2

24 Juni 2024   19:40 Diperbarui: 25 Juni 2024   00:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wahyudi (2006:48) dalam (Sembiring, 2020) mengingat kegagalan dalam mengelola konflik dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi, maka pemilihan terhadap teknik pengendalian konflik menjadi perhatian pimpinan organisasi. Tidak ada teknik pengendalian konflik yang dapat digunakan dalam segala situasi, karena setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekuranngan. Tiga cara umum untuk menghadap konflik yaitu:

  • Menstimulasi Konflik

Stimulasi diperlukan apabila satuan-satuan kerja di dalam organisasi terlambat dalam melaksanakan pekerjaaan karena tingkat konflik rendah. Situasi terlalu konflik rendah akan menyebabkan para karyawan takut berinisiatif akhirnya menjadi pasif mengatakan bahwa metode yang dilakukan dalam menstimulasi konflik yaitu;

1. Memasukan anggota yang memiliki sikap, perilaku serta pandangan yang berbeda dengan norma-norma yang berlaku.

2. Merestruksikan organisasi terutama rotasi jabatan dan pembagian tugas-tugas baru.

3. Menyampaikan informasi yang bertentangan dengan kebiasaan yang dialami.

4. Meningkatkan persaingan dengan cara menawarkan insentif, promosi jabatan ataupun penghargaan lainnya.

5. Memilih pimpinan baru yang lebih demokratis.

  • Mengurangi atau Menekan Konflik

Manajer yang mempunyai pandangan tradisional berusaha menekan konflik dari pada menstimulasi konflik. Karena strategi pengurangan konflik berusaha meminimalkan kejadian konflik, tetapi tidak menyentuh masalah-masalah yang menimbulkan konflik, Sedangkan menurut (Wahyudi 2006:49) dalam (Sembiring, 2020) tindakan mengurai konflik dilakukan apabila tingkat konflik tinggi dan menjurus pada tingkat destruktif disertai penurunan produktivitas kerja tiap unit/bagian.

  • Menyelesaikan Konflik

Menurut Wahyudi (2006:50) dalam (Sembiring, 2020) penyelesaian konflik merupakan tindakan yang dilakukan pimpinan organisasi dalam menghadapi pihak-pihak yang sedang konflik. Wahyudi (2006:57) dalam (Sembiring, 2020) menerangkan bahwa untuk mengatasi konflik dapat dilakukan pendekatan sebagai berikut:

1. Konfrontasi

Pemecahan masalah untuk mengurangi ketegangan melalui pertemuan tatap muka antar kelompok. Dengan tujuan pertemuan adalah untuk mengenalkan permasalahan dan menyelesaikannya. Kelompok-kelompok yang sedang konflik diberi kesempatan berdebat terbuka mengenai berbagai topik dan membahas semua masalah yang relevan sampai keputusan tercapai.

                 2. Negosiasi dan Tawar Menawar

Perundingan mempertemukan dua pihak dengan kepentingan yang berbeda untuk mencapai sebuah persetujuan. Masing-masing menurunkan tuntutan optimalnya sehingga mencapai titik temu. Dalam perundingan, tidak ada yang dikalahkan, semua pihak menghindarkan perasaan telah memenangkan tuntutan.

                 3. Penyerapan

Cara mengelola konflik organisasi antara kelompok besar dengan kelompok kecil. Kelompok kecil mendapatkan sebagian yang diinginkannya tetapi sebagai konsekuensinya harus ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya. Menetapkan peraturan-peraturan dan prosedur standar untuk mengatur perilaku agresif, mendorong perlakuan yang jujur terhadap bawahan. Mengubah mengatur arus kerja, desain pekerjaan, serta aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kerja antar pribadi dan antar kelompok. Mengubah sistem ganjaran untuk mendorong persaingan atau kerjasama.

          Wahyudi (2006:57) konflik yang dikelola secara positif dan konstruktif dapat mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian pendekatan dalam pengelolaan konflik menjadi suatu hal yang penting. Wahyudi (2006:58) mengemukakan pendekatan-pendekatan yang umum dilakukan terhadap manajemen konflik:

1. Menetapkan peraturan-peraturan dan prosedur standar untuk mengatur perilaku agresif, mendorong perlakuan yang jujur terhadap bawahan.

2. Mengubah mengatur arus kerja, desain pekerjaan, serta aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kerja antar pribadi dan antar kelompok.

3. Mengubah sistem ganjaran untuk mendorong persaingan atau kerjasama.

4. Membentuk unit khusus yang berperan sebagai mediator dan arbitrator atau juga damai dari pihak ketiga agar mempermudah pengendalian konflik.

5. Memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang mempunyai orientasi tujuan yang berbeda dapat mewakili dalam kelompok pembuatan kebijakan.

6. Melatih pejabat-pejabat kunci untuk mendalami teknik-teknik manajemen konflik

             Wahyudi (2006:63) berpendapat bahwa, metode-metode seperti dominasi, kompromis, dan pemecahan problem integrative merupak metode yang paling banyak digunakan dalam penyelesaian konflik.

1. Metode dominasi

Berusaha menekan konflik dan bukan menyelesaikannya. Dengan cara memaksakan, koflik diharapkan reda dengan sendirinya. Ada empat cara yang dapat ditempuh melalui metode dominasi:

  • Memaksa pihak lainnya
  • Membujuk secara sepihak untuk mengikuti keinginannnya
  • Menghindari konflik atau menolak untuk menghadapi konflik
  • Melalui pemungutan suara atau berdasarkan keinginan mayoritas

2. Kompromis

Penyelesaian konflik dengan jalan menghimbau pihak yang terlibat konflik untuk mengorbankan tujuan masing-masing kelompok guna mencapai sasaran yang lebih penting bagi kelangsungan organisasi. Penyelesaian konflik dengan metode kompromis dapat dilakukan dengan cara:

  • Memisahkan pihak-pihak yang konflik hingga dicapai suatu pemecahan.
  • Melalui arbitrasi yaitu campur tangan pihak ketiga.
  • Menggunakan imbalan, yaitu salah satu pihak menerima imbalan untuk mengakhiri konflik.

3. Pemecahan Problem Integratif

Dapat mengalihakan konflik antar kelompok menjadi sebuah situasi pemecahan masalah bersama. Terdapat tiga cara penyelesaian konflik secara integrative:

  • Consensus kedua pihak yang terlibat konflik.
  • Konfrontasi untuk membandingkan pendapat masing-masing pihak yang konflik.
  • Pengunaan tujuan-tujuan superordinat sebagai tujuan yang bernilai lebih tinggi daripada tujuan unit/kelompok, dan tujuan tidak dapat dicapai tanpa kerjasama pihak yang bertentangan.

Pengaruh Konflik

Pengaruh konflik terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif, diantaranya:

1. Pengaruh Positif Terjadinya Konflik

Konflik dapat menimbulkan dampak atau pengaruh positif jika konflik tersebut dimanajemen dengan baik. Ade Florents (2010) dalam (Sembiring, 2020)mengemukakan beberapa manfaat dari konflik, yaitu :

  • Konflik akan mencegah stagnasi.
  • Konflik akan memberikan stimulasi terhadap timbulnya rasa penting dan keingintahuan.
  • Konflik akan menjadi media pengungkapan persoalan, sehingga dapat di pelajari jalan pemecahannya.
  • Konflik merupakan dasar bagi terjadinya perubahan, baik perorangan maupun perubahan sosial.
  • Konflik dapat membantu bagi pengujian kemampuan, sangat berguna untuk keperluan belajar dan pengembangan.
  • Konflik dapat membantu orang – orang dan kelompok untuk menciptakan identitas dan citra mereka.

2. Pengaruh Negatif Terjadinya Konflik

Dampak atau pengaruh yang ditimbulkan jika konflik tidak dimanajemen dengan baik atau suatu perusahaan tidak memiliki manajemen konflik yang baik utuk mengatasi suatu konflik di dalamnya. Maka akan mengakibatkan sebagai berikut:

  • Tidak lagi sejalan antar seseorang dengan orang lain atau kelompok dengan kelompok lain untuk menuju tujuan perusahaan.
  • Dapat menurunkan kinerja karyawan.
  • Menghambat tumbuh kembang kerjasama dalam perusaahaan.
  • Dapat menghalangi kerjasama anatar individu.
  • Dapat menggangu saluran komunikasi antar karyawan.

REFERENSI

Dr.H.A.Rusdiana., M. M. (2015). Manajemen Konflik (1st ed.). CV Pustaka Setia .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun