Mohon tunggu...
Rifqi Azmi
Rifqi Azmi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ingin tahu. Dan memberi tahu

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bersih-bersih di FIFA?

9 Januari 2015   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:28 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tulisan pendek dari Imam B. Prasojo (Tim Sembilan)
Upaya untuk menjadikan sepakbola sebagai bagian pembangunan karakter tampaknya akan tak terbendung. Lihat laporan pada CNN Indonesia ini.

Permainan sepakbola yang sewajarnya menjunjung tinggi sportifitas dan dikelola dengan mendasarkan diri pada prinsip prinsip "good governance", sepertinya akan dituntut untuk melakukan perubahan di semua tingkatan. Apakah yang diberitakan di CNN Indonesia ini bisa jadi sebagai tanda-tanda akan hadirnya FIFA Baru?

Selama ini selalu berlaku pepatah, di sana banyak uang beredar, di sana pula bertebaran praktik kongkalingkong, manipulasi dan korupsi. Ini nampaknya terjadi dalam bisnis sepakbola yang selalu berlimbah uang hasil dari tiket rutin jutaan penonton yang fanatik, sponsor yang berebut mangsa, hingga pada uang haram para petaruh yang menjadikan sport menjadi ajang perjudian.

Namun pada saat praktik busuk ini semakin tak terkendali, akan muncul perlawanan massive yang menuntut perubahan. Inilah peran hati nurani yang selalu hadir untuk mengoreksi. Bila kita amati sejarah hidup para nabi, perubahan selalu muncul dari keadaan sosial yang sudah terlalu busuk. Saat ini memang tak ada lagi nabi yang memimpin perubahan. Namun hati nurani yang ada dalam dada rakyat, ada dalam hati para pecinta olahraga sepakbola yang sejati, dan ada dalam sanubari warga yang cinta kejujuran, selalu berperan sebagai penggerak perubahan.

Saat ini, bisa jadi kondisi sudah memasuki era "terlalu busuk" di dunia persepakbolaan. Saat ini bisa jadi perubahan telah memasuki momentum yang sebenarnya. Apa yang terjadi selanjutnya?

Hukum sejarah telah berulang ulang membuktikan, manakala gelombang arus massive perubahan datang di semua lini, tak satupun orang yang mampu menahannya. Jalan satu satunya yang harus dilakukan bagi agen agen korup adalah adalah penuhi dan patuhi desakan publik untuk menerapkan kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan organisasi. Atau bila tak sanggup, tinggalkan dan serahkan pada mereka yang pantas untuk mengelolanya. Hanya dengan karakter unggul (bukan yang busuk) dan disertai tata kelola yang baik, dunia persepakbolaan akan berprestasi baik dan membanggakan.

Semoga perubahan akan terjadi menuju kebaikan. Dan ini harus terjadi. ‪#‎iPras2015‬
Linkpendukung
http://uk.mobile.reuters.com/article/sportsNews/idUKKBN0KH0XL20150108
Parlemen Eropa Akan Bahas Soal 'FIFA Baru' http://t.co/qJe59pO7kq

https://m.facebook.com/imam.b.prasodjo?ref=m_notif¬if_t=group_comment

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun