Kepariwisataan Berbasis Sejarah dan BudayaÂ
Perkembangan Kepariwisataan Sam Poo Kong Pasca PandemiÂ
Adnan F. Hakim
Universitas Pendidikan Indonesia
cptastroboyy@upi.edu
Perkembangan kepariwisataan berbasis sejarah sekarang sedang menjadi suatu hal yang  digandrumi dalam masyarakat. Sayangnya akibat dari pengaruh covid-19 yang mengharuskan masyarakat berdiam diri  di rumah atau kebijakan PPKM dari pemerintah mengharuskan masyarakat berdiam diri kurang  lebih selama tiga bulan di rumah. Itu membuat tingkat kebosanan di masyarakat meningkat  sehingga setelah kelonggaran yang diberikan pemerintah pada PPKM membuat masyarakat  berbondong-bondong mengunjungi objek wisata tak terkecuali objek wisata berbaasis sejarah dan  budaya yakni salah satunya adalah kelenteng Sam Poo Kong.
Kelenteng Sam Poo Kong ini merupakan suatu objek wisata berbasis sejarah dan budaya.  Kelenteng Sam Poo Kong ini memiliki sejarah yang panjang dan juga berkaitan dengan alkulturasi  budaya antara kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia khususnya Jawa Tengah.Â
Sam Poo Kong  ini memiliki beberapa bangunan dan klenteng-klenteng yang tentu menjadi daya tarik tersendiri  bagi masyarakat. Tentu banyak hal yang berubah dari kelenteng Sam Poo Kong ini dari tahun ke  tahun terkait apa saja yang ditawarkan bagi para wisatawan.
Cerita sejarah dan budaya yang ada dalam kelenteng Sam Poo Kong ini menjadi salah satu  daya Tarik wisatawan untuk dating dan berkunjung ke kelenteng ini. Menurut cerita, seorang  laksamana yang agung dan kuat bernama Laksamana Zheng He atau Cheng Ho diberikan tugas  untuk berlayar dan melakukan pertukaran budaya, ia sedang berlayar melewati laut jawa dan disaat  yang sama salah satu awak kapalnya jatuh sakit. Ia memerintahkan untuk membuang sauh dan  merapat ke pantai utara jawa yakni pantai Semarang untuk berlindung di Goa dan mendirikan  sebuah masjid (belum ada bukti yang konkrit) dan sekarang telah berubah menjadi kelenteng.
Namun ada juga satu cerita yang menceritakan bahwa bukan Laksamana Cheng Ho yang  berlayar dan berlabuh di pantai utara Semarang ini. Karna armadanya yang banyak berisi ratusan  bahkan ribuan kapal sehingga ketika salah satu kapalnya sedang ruksak di pantai jawa Laksamana  Cheng Ho meninggalkan kapal yang ruksak tersebut, nahkoda kapal yang ruksak tersebut memilih  untuk berlabuh di pantai utara semarang dan membuat kelenteng di daerah tersebut. Kelenteng  tersebut diperuntukan untuk Laksamana Agung Cheng Ho dan mendirikan pemukiman di pantai  tersebut.Â
Selain itu ada daya tarik berupa bangunan-bangunan yang ada dalam kelenteng ini seperti: