Setiap malam pergantian tahun, selalu saja ada dua kubu atau kelompok ekstrim dalam menyikapinya.
Kelompok pertama adalah orang-orang yang merayakan malam tahun baru dengan pesta kembang api, petasan, terompet, makan-makan dan minum-minum, atau sekedar bakar-bakaran jagung.
Kelompok kedua adalah orang-orang yang menolak bahkan mengharamkan perayaan tahun baru dengan alasan bukan hari raya agamanya atau tidak pernah dicontohkan oleh nabi, sehingga kelompok ini biasanya memilih untuk tidur lebih awal, meskipun kadang terbangun juga karena dikejutkan oleh ledakan kembang api atau petasan dari kelompok pertama.
Penulis sejak dulu memilih untuk tidak bersikap ekstrim seperti kedua kelompok tersebut, tapi menghormati pilihan keduanya.
Ketika keluarga, teman-teman atau tetangga Penulis yang saat ini sangat anti dengan perayaan tahun baru masih merayakan tahun baru dengan main kembang api dan bakar-bakaran jagung, Penulis sudah terbiasa tidak merayakan tahun baru. Â
Setiap malam pergantian tahun baru, Penulis tidak merayakannya, namun Penulis juga tidak tidur lebih awal. Penulis memilih untuk mengambil manfaat atau sisi positif dari momen pergantian tahun tersebut untuk introspeksi diri dan menyusun resolusi baru untuk tahun baru. Â
Selamat Tahun Baru 2025 bagi yang merayakannya, semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan, keselamatan, kesuksesan dan keberkahan dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H