Beberapa waktu yang lalu, Penulis ditugaskan oleh pimpinan Kementerian Keuangan untuk melakukan tes wawancara terhadap para peserta seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kementerian Keuangan.
Tes wawancara ini merupakan bagian dari Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) bagi para peserta yang telah lulus Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). SKB terdiri dari wawancara, tes kesehatan dan psikotes.
Salah satu yang kami uji dalam wawancara kemarin adalah resiliensi mereka. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan mengatasi situasi yang sulit atau penuh tekanan.
Kementerian Keuangan membutuhkan pegawai yang memiliki resiliensi yang baik karena untuk dapat bekerja dengan optimal memang dibutuhkan kemampuan untuk cepat beradaptasi dan mengatasi berbagai situasi yang sulit dan penuh tekanan.
Salah satu cara yang kami lakukan untuk menguji resiliensi peserta adalah dengan memintanya untuk bercerita mengenai pengalaman ketika menghadapi kegagalan dan bagaimana cara dia menyikapinya.
Selain reseliensi, kami juga menguji kompetensi mereka dalam hal integritas, kemampuan dalam mengambil keputusan, mengelola perubahan, kerjasama, komunikasi, pengembangan diri dan orang lain, orientasi pada hasil, pelayanan publik, perekat bangsa, dan tentunya sikap dan prilaku.
Momen tes wawancara itu mengingatkan Penulis pada kenangan ketika Penulis mengikuti tes wawancara yang sama sekitar dua puluh tahunan yang lalu.
Kalau dulu Penulis yang diwawancara, maka kemarin giliran Penulis yang mewawancara para peserta seleksi penerimaan CPNS. Dua pengalaman yang berkesan buat Penulis pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H