Hal yang paling mudah diukur dan tidak bisa direkayasa tentunya adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi Kota Makassar memang terbilang cukup baik, yaitu 5,31% sedangkan inflasi 2,23%.
Saya sendiri yang sudah setahun terakhir ini menetap di Makassar merasakan bahwa warga Kota Makassar memang relatif lebih bahagia dibandingkan dengan warga Kota Jakarta dan Bogor misalnya.
Salah satu indikatornya adalah prilaku pengendara di jalan raya. Tingkat stres masyarakat di suatu kota bisa dinilai dari prilaku mereka di jalanan.
Sama seperti di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, pada jam-jam tertentu, jalanan di Makasar juga tidak lepas dari kemacetan, namun bunyi klakson tidak sebising di Jakarta dan sekitarnya.
Bahkan selama setahun saya berkendara di jalanan Kota Makassar, saya belum pernah melihat pengendara bertengkar atau saling memaki karena bersenggolan atau tidak sabar menghadapi macet. Â
Hal yang sering terjadi adalah justru saya yang membunyikan klakson karena kendaraan di depan yang terlalu lambat.
Bahkan saya sering menemukan pengendara mengemudikan kendaraannya dengan santai sambil menelpon atau mengutak-atik ponselnya.
Apapun itu, faktanya Kota Makassar terpilih sebagai kota paling bahagia di Indonesia berdasarkan kondisi kotanya, pemerintahnya, ekonominya, lingkungannya, dan mobilitas warganya.
Jika masih ragu, silahkan pindah dan menetap di Kota Makassar dalam jangka waktu setidaknya beberapa bulan, barulah kita bisa ikut merasakan bahagianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H